Sebuah Kado Menjelang Hari Guru

Sudah mengantongi sertifikat pendidik, tetapi belum menikmati tunjangan profesi? Pertanyaan itu sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan bagi saya. Dari sekian puluh guru peserta uji sertifikasi susulan tahun 2007, bisa jadi sayalah satu-satunya guru bersertifikat pendidik yang belum menerima tunjangan 1 x gaji pokok itu. Kok tidak mengejutkan? Ya, karena berdasarkan infomasi yang saya terima, ada juga beberapa rekan sejawat dari angkatan lain yang bernasib sama. Maklum saja, pemerintah mesti mengurusi sekian ribu berkas sehingga kemungkinan “human error” itu pasti ada.

Saya baru terkejut setelah mendengar informasi dari seorang teman yang bekerja di Bidang PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan), Dinas P dan K, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, melalui Ka TU sekolah, bahwa ada surat yang masuk ke Jakarta mengenai “reputasi” saya sebagai seorang guru. Dalam surat itu disebutkan bahwa saya sering tidak melaksanakan tugas mengajar.

Karena terkejut, Senin, 17 November 2008, saya segera ke Dinas P dan K untuk meminta informasi lebih lanjut. Ternyata informasi yang saya terima dari Ka TU sekolah itu benar adanya. Teman pegawai Dinas P dan K yang saat itu ke Jakarta, menjelaskan bahwa nama saya telah dicoret sebagai penerima tunjangan profesi karena dianggap tidak layak. Kok bisa, haks!

Secara panjang lebar, teman tadi menginformasikan bahwa memang ada surat yang isinya berupa laporan kalau saya sering tidak melaksanakan tugas mengajar. Waktu yang ada lebih banyak digunakan untuk mengisi kegiatan di luar sekolah. Itu pun tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan yang saya miliki sebagai guru bahasa Indonesia.

Hemm …. Jarang melaksanakan tugas? Aduh, seumur-umur baru kali ini ada informasi semacam itu masuk ke telinga saya. Harus saya akui, memang saya pernah melaksanakan tugas di luar aktivitas sekolah, entah itu mengisi acara seminar, sarasehan, pelatihan, atau melaksanakan tugas-tugas saya sebagai Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs se-Kabupaten Kendal. Namun, saya masih memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap kompetensi siswa didik saya. Kalau toh harus meninggalkan tugas, saya masih menyempatkan diri untuk meninggalkan beberapa tugas kepada siswa sehingga mereka tetap bisa belajar mandiri sesuai dengan tugas dan petunjuk yang saya berikan.

workshopwptk2sertifikasi guru

Tugas luar itu juga bukan kehendak saya. Saya tidak pernah meminta. Semua tugas telah memiliki prosedur dan cara-cara profesional yang telah dianut oleh Dinas P dan K atau LPMP. Saya tidak akan pernah meninggalkan sekolah kalau tidak ada dasar penugasan dari instansi mana pun.

Tidak sesuai dengan disiplin keilmuan saya? Hemmm … seingat saya, memang pernah diminta mengisi pelatihan pembuatan blog untuk rekan-rekan sejawat di LPMP Jawa Tengah. Kalau memang itu yang dipersoalkan, tidak bolehkah guru Bahasa Indonesia seperti saya mengerti thethek-bengek dan dinamika dunia IT, termasuk blog? “Haram”-kah guru Bahasa Indonesia meng-upgrade diri dan mengembangkan wawasan IT demi kepentingan pembelajaran? Haruskah guru melulu menjadi “guru kurikulum”, yang semata-mata membatasi ruang kerjanya sebatas empat dinding ruang kelas? Tidak bolehkah guru menjadi “guru inspiratif” *maaf, bukan berarti saya termasuk guru inspiratif loh* yang mengilhami siswa didiknya terhadap dinamika dunia ilmu pengetahuan yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan konteks zamannya?

Hemmm …. Saya jadi tidak mengerti apa maksud dan motif yang tersembunyi di balik tempurung kepala si pelapor. Dia paham benar tentang empat kompetensi guru: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diamanatkan oleh PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau tidak? Apakah guru yang hanya berkutat dengan tugas-tugas rutin di sekolah bisa menjadi jaminan bahwa mereka akan mampu mengantarkan siswa didik menuju peradaban yang cerah dan mencerdaskan?

Hemmm … Atau, jangan-jangan si pelapor hanya iseng? Kalau hanya sekadar iseng, mengapa mesti menempuh langkah yang tidak sehat dan ksatria, bahkan cenderung menjurus ke arah “pembunuhan karakter”? Atau, saya punya “musuh”? Aduh, sulit bagi saya untuk menjawabnya. Seumur-umur jadi guru, agaknya belum pernah saya menciptakan benih-benih konflik dan permusuhan. Kalau toh ada, biasanya saya mempunyai budaya “tabayun” *halah* dengan duduk satu meja untuk mencari solusinya. Kalau mengkritik memang saya akui, ya, dan itu bisa kena siapa saja yang tindakan-tindakannya saya anggap menyimpang.

Terlepas apa pun motifnya dan siapa si pelapor itu, saya bersyukur, teman saya yang bekerja di Dinas P dan K Kabupaten Kendal, telah melakukan klarifikasi dan “advokasi” terhadap kinerja saya selama ini sebagai guru. Terima kasih, teman. Bisa jadi “karakter” saya benar-benar akan terbunuh seandainya Sampeyan tidak melakukan langkah cerdas semacam itu. Semoga peristiwa semacam ini juga menjadi masukan bagi pihak Ditjen PMPTK agar tidak mudah percaya pada surat-surat laporan yang isinya bernada “pembunuhan karakter” sebelum melakukan klarifikasi lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait.

Peristiwa semacam ini juga saya maknai sebagai “kado” menjelang Hari Guru Nasional. Semoga si pelapor segera kembali “ke jalan yang benar”, kemudian sadar bahwa cara-cara licik, culas, tidak ksatria, dan sangat tidak cerdas semacam itu bisa membawa imbas yang kurang menguntungkan. Toh, serapat apa pun kebusukan dibungkus, suatu ketika pasti akan terbongkar juga. ***

No Comments

      1. dari beberapa komentar yang saya baca,
        saya jadi prihatin dengan prilaku para blogger kita. prihating kita (para blogger) hanya sekedar mampir dan kasih komentar ke blog teman anpa membaca dan mengerti apa yang disampaikan dan maksud tulisan yang dengan susah payah dibuat oleh penulis.
        Sehingga maksud dan tujuan penulis jadi tidak tercapai. Dan ini tidak hanya di blog pak guru sawali, tapi saya juga sering baca komentar yang tidak nyabung dengan postingannya.
        Saya juga pernah posting yang antara judul dan isi saya buat agak lain, ternyata banyak komentar yang tidak nyambung dengan isi postingan saya. hehehe. sungguh IRONIS.
        ini adalah fenomena yang sudah demikian parah didunia perBLOGGERan.

        Baca juga tulisan terbaru JAUHDIMATA berjudul Undangan Seminar Blogging (bagi pemula)

        1. @For Mas Jauh Dimata : Terima kasih mas atas Kritikannya mungkin juga bagi sebagian blogger dan itu termasuk saya. tulisan yang bersifat berat yakn tulisan panjang mempunyai titik kejenuhan yang besar mas. sekalian juga sih sama yang di katakan pak sawali kalau blogwlking kan banyak yang Fakir badwidt termaksud gelandangan ini hehehhehehe

  1. dimanapun pasti ada hal semacam itu mas sawali, ada orang yg tidak senang dengan kesenangan orang lain. lha mungkin saja beliau si pelapor ini kepengen banget bisa nulis, bisa ngarang buku…eh, ternyata ndak bisa. karena iri-nya sudah sangat mengakar, ditempuhlah jalan itu. mungkin njenengan memang nggak mencari musuh, lha tapi beliau itu yg cari gara2, hehe….
    anda beruntung ada teman yg membela, syukur alhamdulillah….
    saya malah pernah mengalami hal yg lebih seru, dan itu menjadi pelajaran yg sangat berharga bagi keluarga saya.
    terus maju, mas…..semangat ! 😀

    Baca juga tulisan terbaru goenoeng berjudul aku rindu matahari

    1. mas goenoeng bener banget. cara2 ala machiavelli semacam itu agaknya memang ada di mana2. ndak tahu juga, kenapa masih saja ada orang2 yang menemupun cara2 licik yang sebenranya juga tdk menguntungkan bagi si dia sendiri. alhamdulillah, akhirnya ada teman yang melakukan “advokasi”.

  2. Yang melaporkan panjenengan perkiraan saya orangnya: nggak bisa ngeblog, nggak bisa komputer, nggak tahu IT, belum kenal internet, tidak pernah disuruh menjadi penyaji/instruktur walaupun sudah mati-matian berusaha, jarang mendapat tugas mengikuti seminar/workshop/bintek dan sebangsanya. Semoga beliau diberi ampunan dan ditunjukkan jalan yang lurus.
    Panjenengan tidak perlu berhati kecil, rejeki Allah terhampar diseluruh luasnya laut, tertanam dibawah permukaan bumi dan tergantung disepanjang langit.

    1. terima kasih info dan masukannya, pak jaitoe. bagi saya, siapa pun dia, semoga kembalai ke jalan yang benar dan tdk mengulanginya lagi utk siapa pun. terima kasih sekali lagi dorongan dan motivasinya, pak jaitoe.

  3. Kok bisa ya ada orang yang begitu? Untung saja tidak semua orang culas dan jahat. Masih ada orang yang baik, yang masih mau membela kebenaran.
    Tenang Pak. Selalu ada hikmah dibalik suatu peristiwa 🙂

    Baca juga tulisan terbaru Ratna berjudul Blog Ondel-Ondel

  4. hari ini, saya berencana ke kantor Dinas P&K Provinsi untuk mengurus sertifikasi bapak yang juga belum turun padahal teman-teman yang lain katanya sudah turun, apa langkah saya ini benar pak? –dengan datang ke dinas p&k provinsi–
    mustinya pak sawali dengan bapak saya *toss* ya, hihihi

    1. wah, ternyata bapak mas goop belum juga menerima tunjangan profesi. jadi senasib dong. btw, apa tidak sebaiknya ditanyakan dulu ke dinas p dan k setempat, mas sebelum ke provinsi? semoga saja segera klar urusannya.

  5. Selama Hari Guru…Semoga guru-guru di Indonesia semakin berjaya!!!

    Mengenai surat tentang Pak Sawali jarang melaksanakan tugas di kelas,…wah lumayan memusingkan kepala juga masalahnya ya Pak!

    Padahal saya sangat setuju melihat kesibukan “luaran” Pak Sawali yang mau susah payah sana-sini demi memajukan keilmuan guru-guru di sana agar lebih melek TI.

    1. nah itu dia masalahnya, pak syam. saya sih kepinginnya intens di kelas. tapi selalu saja ada tugas ini itu. saya ndak pernah menawarkan diri, apalagi meminta, hehehe …. tapi biarlah, pak, suatu ketika kebusukan pasti akan terbongakr.

  6. mestinya pak sawali kalo pergi ajak-ajak, dia kan meri, dia mesti diajari ngeblog, diajak ngisi pelatihan (minimal diajak bawakan kopernya atau diajak barangkali pak sawali kehabisan rokok kan bisa belikan)hik, sing jelas kurang gawean, ngalamun, klebonan setan. Rupanya memang demikian untuk kado Pahlawan tanpa Tanda jasa, mungkin kalo gelarnya Pahlawan yang berjasa tunjangannya bisa keluar pak …Tapi itulah rizqi pak, kalo belum waktunya dikejar ya lari, tapi kalo sudah waktunya kita menghindar malah dia yang ngejar kita (“nggih mbah..”)..hehe

  7. wadoh, ujian yg diterima anda koq gak enak bgt? semoga sabar aja ya, bung sawali…
    pernah kepikiran resign dr pekerjaan gak, soalnya sering dikecewain jd guru, bung? 🙂

    1. hehehehe …. terima kasih supportnya mas boyin. saya hanya berharap satu hal saja, agar cara2 semacam itu tak terulang. sungguh sangat tidak etis kalau dunia pendidikan harus dicemari dg cara2 yang tidak edukatif semacam itu.

  8. Justru menurut saya, kegiatan di luar itu adalah perwujudan lain yang menunjukkan profesionalitas Pak Sawali. Ayo Pak, diklarifikasi dengan arsip data daftar presensi Bapak dan jadwal kegiatan di luar sekolah itu. Saya dukung dari jauh.

    1. terima kasih supportnya, pak suhadi. idealnya memang bgeitu, pak, agar guru termotivasi utk terus mengembangkan kompetensi dirinya, tak melulu hanya berkutat di kelas. walah, utk klarifikasi agaknya sdh dilakukan oleh teman yang bekerja di dinas P dan K, Pak.

  9. mungkin ada kesalahan dalam pendataan para guru mas, jadi beberapa guru terlewatkan dalam pembagian honor tersebut, yang sabar yah mas.., coba minta di klarifikasi kembali dengan kepala sekolah dimana mas sawali mengajar, mungkin kesalahan dalam hal ini bisa diperbaiki.

    1. bukan pendataan guru, mas, tapi memang saya dilaporkan tidak pernah mengajar dan menghabiskan waktu utk mengisi kegiatan di luar, hehehe …. tapi saya anggap persoalan sdh selesai kok, semoga si pelapor tdk mengulangi cara2 yang tdk edukatif semacam itu.

  10. murid saja boleh belajar di luar sekolah kan pak..
    berarti guru berkegiatan di luar keren…
    mantap…

    ****
    belum baca tulisan terakhir saya toh…
    hehe…
    belum ada niat nulis lagi pak…
    maklum, transisi remaja ke dewasa…
    banyak yang harus dikerjakan..

    btw.. “nyinyir”
    susah cari buku bapak di sini…
    kalau berkenan kirimkan satu buah “perempuan bergaun putih”…
    hehehe…
    ***

    1. hehehe … rupanya mas moerz sedang hiatus, yak. pantesan link-nya ndak disertakan. btw, ttg kumcer PBP, coba cari lagi deh di toko terdekat. kalau ndak ketemu juga, kirimi saja saya email lengkap dg alamatnya.

  11. Kalau istilah anak gaulnya, sekarang ini Pak Guru pasti lagi ‘bete’ banget 🙂 . Tapi saya haqqulyaqin, orang-orang seperti Pak Guru tidak akan pernah ‘kalah’ dan ‘tersingkir’ hanya karena perbuatan orang-orang culas dan dengki. Yang sabar dan tetap semangat ya Pak Guru…

    Baca juga tulisan terbaru gasgus berjudul Preman Yang Cemas

  12. sabar mas…orang sabar pasti masuk surat kabar…he..he…
    Btw biasa koq dlm dunia “persilatan”, orang dengan bangga n teganya menggunakan “sikutnya” tuk menyerang lawan! klo mmg g knapa atuut…tenang mas, dq ada di blog dq n Insya Allah bs trs komen disini…(lagi2 heheh..)

    Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Chauvinism Sang Kopral !

  13. Saya ikut prihatin atas apa yang menimpa Bapak. Jangankan profesi guru, profesi saya yang masih pekerja serabutan saja, tetap saja ada yang ingin menyingkirkan. Serba heran memang.
    .
    Tapi mohon diingat ya, Pak… Apapun tulisan Bapak, meski saya tidak ikut memberi komentar, percayalah, bahwa saya selalu mengikuti tulisan Bapak. Saya sudah menganggap Bapak sebagai guru virtual terbaik setelah Google. Berkunjung ke blog panjenengan, saya seperti kembali lagi ke masa-masa sekolah dengan dampingan seorang guru yang dikagumi.
    .
    Mohon maaf apabila “murid” (ilegal)mu ini tidak bisa memberi balasan apapun.
    .
    Salam takzim,
    Aris
    .
    .
    .
    *selamat hari guru, Pak Sawali…*

    Baca juga tulisan terbaru ariss_ berjudul Stasi Kedua

    1. waduh, jadi tersanjung dan terharu banget, mas aris, terima kasih apresiasinya. saya juga selalu mengikuti tulisan mas aris lewat google reader, kok. mas aris memag sosok anak muda yang cerdas dan kreatif.

  14. Saya prihatin pak…tapi dimanapun kita berada selalu ada orang yang tidak suka pada keberhasilan seseorang.
    Syukurlah ada orang yang memberikan informasi,sehingga dapat diberikan klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut. Semoga bapak segera menerima apa yang menjadi hak bapak….
    Selamat hari guru pak Sawali, semoga kejadian ini tak menyurutkan dedikasi bapak untuk mengajar, tidak hanya pelajaran di sekolah namun juga hal-hal lain, yang melibatkan lingkungan.

    Baca juga tulisan terbaru edratna berjudul 4 days to Pesta Blogger 2008

  15. Harga hukuman (qishash) yg paling mahal adalah yg hrs dibayarkan oleh seorang pendendam dan pendengki saat ia mendengki orang lain. Pasalnya, ia hrs membayar semua itu dg hati, daging, darah, perasaan, kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaannya. Maka, betapa meruginya seorang pendengki.

    Ikut prihatin dg kasus yg baru dialami pak. Saya rasa pak Sawali ini tipikal org yg mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang tsb. Bener khan, pak? *maksa* 🙂

    sbg penutup, Selamat Hari Guru. Terimakasih atas jasa-jasa kalian wahai para guru.

    1. amiiin, mudah2an saya tidak memiliki hati jahat dan punya iat utk membalasnya dg perbutan serupa. Saya yakin Allah telah memiliki skenario yang terbaik buat hamba-Nya. Terima kasih supportnya, mas yodama.

  16. saya menghitung. ada beberapa orang fast reading..
    termasuk anang yang cuman baca judulnya aja.. 😀

    waduh, ternyata diberbagai segi kehidupan semua ada saling iri, saling ingin mendapatkan prestisius jabatan, dngan menjatuhkan teman sndiri…
    seharusnya pendidik yang lebih paham tentang hubungan manusia dengan manusia. tapi koq bisa sampe begitu…
    hmm..
    semoga Pak Sawali mendapatkan yang terbaik..
    salam pak 🙂

    Baca juga tulisan terbaru aRuL berjudul Dibanting dan Ditelan, Sensasi Kapurung

  17. SI PELAPOR ITU KURANG AJAR PAK

    Saya dorong agar bapak memperkarakannya. Ini bukan soal tunjangan, tapi soal PEMBUNUHAN KARAKTER…hati-hati pak. Jangan-jangan kepala pelapor emang TEMPURUNG tuh….

    Tapi tetap berjuang, ingat pak KALO KITA NANAM PADI PASTI AKAN TUMBUH ILALANG….kalo kita berbuat baik, pasti banyak kendala dan rintangannya…

    SELAMAT HARI GURU UNTUK PAK SAWALI SAJA….karena bapaklah GURU YANG SESUNGGUHNYA

    Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul ‘ngakalin pelajaran sastra’

    1. terima kasih supportnya, mas imoe. bagi saya, perkara itu sudah saya anggap selesai kok, ngurusi perkara begituan malah terlalu banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran saja. saya hanya berharap, cara2 biadab semacam itu tidak lagi dilakukannya.

  18. Ah pasti itu orang yang iri yang tidak mempunyai potensi saja.

    Bagaimanapun Pak Guru Sawali tetap aku hormati. Dengan blog ini bapak termasuk sudah banyak berjasa mencerahkan pendidikan nasional.

    Selamat berjuang!

    Baca juga tulisan terbaru Juliach berjudul Piano

  19. apa mksd ‘dia’ nglkuin itu smua p’de?? Smoga mslahx cpat slesai yah pa’de… smoga ksus ini tdak mnjdi kado ‘pahit’ untk pa’de… Selamat hari guru… smoga kwlitas pndidikan Indonesia mningkat… 🙂 Selamat hari guru buat smua guru Indonesia…

  20. tetep semangat pak, untuk memajukan pendidikan indonesia

    alhamdulillah tunjangan profesi dari hasil sertifikasi ayah saya udah cair

    ntar tak coba tanya2 kok ada ya kasus kaya’ penjenengan gitu 🙂

    Baca juga tulisan terbaru fich berjudul Shollu WordPress Plugin

  21. Saya prihatin dengan kejadian ini. Orang yang jelas punya prestasi dan inovasi kok malah diperlakukan seperti itu. Kalau menurut saya, blog pak Sawali memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada satu lembar sertifikat guru karena tidak semua guru bisa berkarya seperti ini.
    BTW, ngomong-ngonong sertifikasi, istri saya malah belum dapat sertifikat sampai sekarang padahal temen-temennya sudah mendapatkan tunjangan serifikasi.

    Baca juga tulisan terbaru Dudi berjudul Reformasi Pajak Bukan Basa Basi

  22. haha aduh kasian tuh pak si penyebar fitnah nya
    yah ternyata pembunuhan karakter memang terjadi di banyak tempat walau setelah di selusuri memang kadang masalahnya sepele sekali
    tapi mengenai tugas yang selama ini di kabarkan sering di tinggalkan ” bukankah di sisilain juga tetap sebagai seorang guru juga ”
    TI dan bahasa tentu sekilas tak ada hubungannya namun mestinya di tengok korelasinya dengan seksama
    yah sabar pak
    tapi disisi lain para siswa tetep tahu kalo bapak juga berbahasa dan mengajari yang sesuai dengan pelajaran di sekolah toh
    ah pokoknya sabar pak siapapun dia maafkan saja mungkin kondisi moralnya masih terganggu
    eh yang komen pertama nggak baca postingan kali ya hahahah asal tenar hahaha

    Baca juga tulisan terbaru genthokelir berjudul Buah Manis Persaudaraan

  23. Kado, biasanya hal yang menyenangkan ya pak. Ternyata setelah saya baca malah sebaliknya. Tp yg saya salut deh buat bpk. Di profesi apapun, hal2 spt itu sering kali terjadi. Kadang seorang penjilat, ga punya dedikasi pd pekerjaan, koruptor, main sikut, curang, licik dan hal2 negatif lain bisa menyingkirkan yang benar2 berdedikasi secara jujur. Tp saya yakin suatu saat kebenaran akan muncul dengan sendirinya. BTW alm bpk n ibu saya dulu jg seorang guru, dan saya tahu bagaimana pahit getir sbg guru 🙂 terutama guru yg berdedikasi dan jujur..

    1. wahm, ternyata orang tua mas waw, guru juga. jadi tahu dong suka-dukanya jadi anak seorang guru, hehehe …. nah, agaknya betul mas. cara2 culas dan licik semacam itu sepertinya sdh jadi rahasia umum.

  24. Walah, masalah tunjangan resmi kayak gini kok ya masih ada aja yang menghambat. Gak dilaporin aja ke pejabat yang berwenang diatasnya, Pak? Jaman udah kayak gini, kok masih ada aja yang mempersulit….

  25. Saya berdoa semoga Pak Sawali diberi kesabaran dan dilimpahi lebih banyak rejeki dibandingkan tunjangan jasa profesi selama sebulan itu. Semoga pelapor yang tidak kesatria diberi kesadaran, mau meminta maaf dan diampuni dosanya.

    Almarhum Bapak dulu juga pernah difitnah dengan surat kaleng. Bahkan, surat kaleng itu dibacakan oleh Kepala Kantor pada saat upacara. Sebaiknya para pejabat melakukan klarifikasi sebelum mengambil keputusan/tindakan.

    Baca juga tulisan terbaru Moh Arif Widarto berjudul Ambalat dan Perbatasan Darat Indonesia – Malaysia Harus Dipertahankan Dengan Jalan Apapun

  26. fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan (karakter), pak sawali.
    ambil hikmahnya saja, bahwa seperti kata-kata bijaksana “semakin tinggi pohon, maka semakin kencang anginnya” menandakan bahwa pak sawali sedang diuji, dan tiap lulus ujian berarti peningkatan prestasi menjadi pohon yang lebih tinggi lagi.
    sekaligus pak sawali jadi kenal siapa teman yang sesungguhnya, kan?
    semoga tak terjadi lagi hal-hal semacam ini ya, pak? cukuplah sekali ini saja.
    (saat telah terlewati, pengalaman buruk bisa jadi kado istimewa juga kok, pak) 😉

    Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Midnight Incident

  27. wah, selama ini saya selalu bingung kenapa avatar saya tidak pernah nongol di sini, taunya karena emailnya salah ketik.
    hahahah… coba lagi yang bener deh.
    maaf, pak. jadi coba-coba nih di sini.

    Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Midnight Incident

  28. Wah.. Payah tenan pak! Masa ketua MGMP kok dilaporin “sering tidak melaksanakan tugas mengajar”..
    Kata Bu Noor, biasanya yang bisa jadi ketua MGMP itu yang kompetensinya bagus, termasuk dalam melaksanakan tugas mengajar.
    Itu pelapornya dilaporin aja ke Sekolah Rakyat. Suruh belajar dulu pada rakyat agar kembali merakyat. [mode emosi = on]..
    *Mungkin si pelapor itu nggak bisa nge-blog pak! jadi dia iri, hehehe…

    Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Latri dan Laptop Separo

  29. saya yakin P Sawali tidak kenal dengan pelapor. Kalaupun sudah kenal pasti beliau belum. Kalaupun sudah saling mengenal pasti ada kesalahpahaman. Kalaupun ada kesalahpahaman pasti belum tabayyun. Kalaupun sudah tabayyun tapi tetep melapor pasti ada kesalahpahaman. dst… Tapi kalau sudah saling kenal, sudah tabayyun tapi tetep ada kesalahpahaman namanya, ya…

    1. hehehe … bisa jadi begitu, mas arit, tapi saya percaya juga kalau saya kenal dg si pelapor. si pelapor pun sangat mengenal saya. kalau tidak, kenapa buang2 energi utk mengurusi kiprah saya segala, hiks.

  30. Pak sawalai selalu menyuguhkan realitas kehidupan, matang dan selalu punya ide dari sekitar kita. Sabar dan tekun…..
    Salam dan tetap berkarya pak, meskipun dunia tidak seindah yang kita bayangkan.

  31. wah, sedih membacanya pak sawali. rasanya nggak percaya, ada yang ngiri sedemikiannya pada bapak. sebagai sesama pengurus mgmp, saya paham betul bagaimana sibuknya mengelola, terlibat, dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang ada. duh, rasanya kalau ketemu dengan pelapor yang ngiri itu, pengen nonjok tuh batang hidungnya. gak peduli ia pejabat apa.

    saya pikir, pelapor itu pun tidak atau belum mampu memiliki kualitas seperti pak sawali.

    ok, pak. sabar aja. barangkali ada jalan lain yang lebih baik yang akan diberikan tuhan, walau mungkin bukan lewat hasil sertifikasi.

    selamat hari guru pak http://sawali.info/smilies/yahoo_cry.gif
    :((

    Baca juga tulisan terbaru Zulmasri berjudul MENUNGGU WAKTU

  32. Sabar Pak, ada yang bilang “sirik, tanda tak mampu” heheheh…tapi ya itu laporan kok langsung memvonis begitu saja, tanpa memanggil yang bersangkutan terlebih dahulu. masalah itu kan penting, bukan hanya nama baik tapi juga nutup rezeki.

    Syukur jika pelaporan itu sudah bisa diselesaikan dengan baik pak. Satu catatan yang berbeda di hari guru ini…

    Selamat hari guru, pak. Semoga tak pernah luntur semangat mendidik dan tulus memberikan secercah sinar bagi anak-anak bangsa…Salut buat para guru

    Baca juga tulisan terbaru icha berjudul Dunia Yang Kontekstual

    1. nah, itu dia, mbak icha, saya juga heran, kenapa sebuah keputusan bisa diambil hanya berdasarkan laporan sepihak tanpa melakukan cek dan recek. terima kasih ucapan selamatnya, mbak icha, semoga menjadi sumber inspirasi bagi saya dan teman2 sejawat utk selalu meningkatkan kompetensi diri.

  33. Kok ada ya Pak orang kayak gitu di dunia pendidikan.
    Kita doakan agar dia kembali ke jalan yang benar. Barangkali dia memang belum tahu kalau apa yang dilakukan Pak Sawali merupakan pekerjaan yang mulia. Memang orang baik sering mendapat cobaan, Pak. Nabi Muhammad aja yang bermaksud baik pernah ditimpuk penduduk Thaif sampai berdarah-darah. Pasti ada hikmah di balik semua peristiwa yang menurut kita tidak menyenangkan.
    Selamat hari guru, Pak.
    Semoga sertifikasinya cepat cair…(es kali)…

    Baca juga tulisan terbaru Hery Azwan berjudul Sampai Ketemu di Pesta Blogger 2008

    1. ndak tahu juga, mas azwan, kenapa ada juga yang suka usil semacam itu, hiks. yaps, saya juga hanya bisa berdoa, mas, semoga si pelapor segera menyadari bahwa tindakannya itu bukan hanya merugikan orang lain, melainkan juga bisa merugikan dirinya sendiri.

  34. Memang sulit menjadi seorang multi talent seperti bang sawali…
    Ketika merendah dikatakan pembohong, ketika mengatakan yang sebenarnya dikatakan sombong…
    Hehehe, itulah hidup bang…

  35. :d nyatanya dari jutaan blog, ya hanya beberapa yang menyajikan konteksny mendidik. whatever….. blogger society adalah sebuah komunitas yang emang demokratis… tapi batasan-batasannya nunut aja ke UU Media… toh disana juga jelas… apa yang boleh dan apa yang tidak boleh… ni juga baru mo hadiri seminar blogger dari telkom.

  36. haloooo, dulur lanang.lama aku g sempat dolan ke “rumah” panjenengan karena internetku sering ngadat,tiba-tiba pas hari guru aku dengar dari teman tentang nasib panjenengan.aduh…emosiku tak terbendung,aku marah,aku jengkel,aku sakit hati,sampai aku sumpahi orang yang melaporkan panjengan dan ditjen PMPTK yang cuma percaya pada kata-kata yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.kok oarang-orang jakarta yang katanya pinter itu ternyata picik juga.lha kalo guru sekelas panjenengan saja gak berhak mengantongi sertifikat guru,apa lagi saya dan sang pelapor itu -kalo dia juga guru-. aku jadi malu dinyatakan sebagai peserta yang lulus sertifikasi.aku juga berpikir bahwa org yg melaporkan itu pasti WONG EDAN sing gak kelakon kekarepane. pingin kayak p sawali tapi g keturutan, ya jadi GILA. yang lebih bikin aku GEMREGET, itu orang2 yang dilapori itu kan org2 pinter to…… mosok mikire kaya wong ra sekolah….GAK PAKAI NGECEK DULU. MAU JADI APA INDONESIA INI…….? SABAR AJA, DIK…!!!! PERCAYALAH…JUSTRU MEREKA,PELAPOR N YANG DILAPORI, AKAN KEHILANGAN RIZKI N KEHORMATAN YANG MEREKA JARAH DARI PANJENENGAN….ALLAH LEBIH TAHU SEGALANYA.$-)~X(

    1. duh, matur nuwun dukungan dan motivasinya, yu. tapi biarlah kasus itu terus bergulir, saya wait and see aja. sdh ada temen2 yang mengusulkan utk melakukan gerakan macem2. utk sementara saya sarankan tuk tdk melakukan tindakan apa pun. saya serahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Tahu tentang kiprah saya selama ini di dunia pendidikan. aduh, sing sareh, ya, yu, la wong saya sendiri tenang2 saja kok, hehehe ….

  37. Assalamualaikum, wrwb.
    Pak Sawali…, saya sangat prihatin dengan apa yang dialami. Hati saya semakin pesimis saja, bagaimana cita2 penerapan berbagai standarisasi di dunia pendidikan kita segera terwujud, jika mental/moral kita (rekan, atasan, pejabat, siapa saja), masih tidak mau sportif, tidak mencerminkan moral sebagai bangsa yang besar. Mari, terus berjuang pak Sawali, pendzoliman seperti itu jangan terus terjadi, kasihan bangsa ini. Semoga Sertifikat Profesional Guru pak Sawali segera menjawabnya, dan akibat untuk kesejahteraan bagi seorang guru segera tercicipi.
    O… ya, mohon maklum saya baru sempat posting lagi.
    Assalamualaikum, wrwb.

    Baca juga tulisan terbaru atep t hadiwa js berjudul “PENTINGYA REFORMASI BIROKRASI”

    1. wa’alaikum salam, kang atep, makasih banget supportnya, kang, semoga rekan2 sejawat yang lain ndak mengalami kasus seperti ini, hehehe … btw, kali aja kang atep masih sibuk urusan offline. gpp-lah postingannya belum bisa rutin.

  38. Untuk pak syawali, kuacungkan jempol untuk kesabarannya….
    ga jadi guru juga ga apa, apalagi cuma ga terima tunjangan itu, Allah akan ngasih tunjangan lewat jalan yang lain….. pastiiiiii…..

  39. Banyak orang yang bukab jadi guru tapi bisasejahtera juga kok, banyak jalan menuju rhoma, banyak jalan untuk pengganti tunjangan, mungkin bagi yang belom bagi yg belom sertifikasi juga……. Allah akan ngasih lewat jalan yang lain.

  40. aduuh…
    jadi guru ajach pengen di kasih hadiah,,,
    bukan kah sudah mndaptkn gaji???
    & murid” yg perhatian X tuch jug sich…
    he” maaf kata”a bila menyinggung perasaan guru-guru..:)

  41. Kado, biasanya hal yang menyenangkan ya pak. Ternyata setelah saya baca malah sebaliknya. Tp yg saya salut deh buat bpk. Di profesi apapun, hal2 spt itu sering kali terjadi.
    semangat terus pak jangan patah semangat.

Tinggalkan Balasan ke Epat Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *