Kopdar dan Sentuhan Nilai Kemanusiaan

Kategori Blog Oleh

Apa yang akan terjadi kalau para bloger yang belum saling kenal tumpah di sebuah acara kopdar dadakan? Aha, inilah sebuah momentum unik yang terpotret di sebuah warung borju, kompleks kampus UNDIP, Semarang, pada Kamis siang, 20 Maret 2008. Tidak kurang dari 25 bloger hadir di sana. Suasana SDSA *halah* (sok dekat sok akrab) pun menjadi “senjata” ampuh untuk menghidupkan suasana. Teman-teman dari Komunitas Bloger Semarang (Loenpia) menggairahkan acara lewat gayanya yang khas Semarangan. Kocak, ceplas-ceplos, dan apa adanya, hehehehe 😆 Sambil menunggu kehadiran Mas Arif Widarto, sepulang menjenguk kedua orang tuanya di Sleman dan Mas Satria (dari Salatiga), Pak Gempur, Pak Tomy, Mas Goop, Gunawan Rudy, Andrew Anandhika Wijaya, Jumawa, dan saya sendiri asyik mengobral pergunjingan ngalor-ngidul dengan para tukang Loenpia itu.

Kopdar makin meriah setelah Mas Arif dan Mas Satria benar-benar datang, apalagi juga dihadiri Mbak Fany. Sayang, Mbak Hanna Fransisca ada acara mendadak sehingga batal hadir. Acara pun segera dibuka oleh salah seorang teman bloger dari Loenpia, terutama berkaitan dengan kampanye Tahun Antikelaparan dan Gizi Buruk yang pernah diluncurkan Pak Gempur. Kopdar pun berubah serius. Ada sentuhan nilai kemanusiaan yang tiba-tiba membuat acara kopdar berubah. Terbayang sosok Daeng Besse (Makassar) yang meregang nyawa akibat kelaparan. Juga wajah-wajah kecil tak berdosa yang terpaksa harus mengalami musibah gizi buruk yang tersebar di banyak daerah.

Sebagai komunitas bloger Semarang yang cukup berpengaruh, agaknya teman-teman dari Loenpia menyambut positif kampanye itu. Sebuah komitmen kemanusiaan yang layak dicatat bahwa bloger tak hanya bisa beraksi lewat tulisan di dunia maya, tetapi juga mampu berkiprah secara nyata di dunia nyata.

kopdarkopdarUsai pertemuan di warung borju itu, saya mengusulkan agar kopdar dilanjutkan di Kendal. *halah, sok baik* Namun, agaknya banyak teman yang tidak bisa mengikutinya. Setelah foto bareng, teman-teman dari Loenpia kembali sibuk mengurus agendanya masing-masing. Demikian juga Mas Satria, Pak Tomy, Gunawan Rudy, Andrew Anandhika Wijaya, dan Jumawa. Mereka langsung tancap gas memburu “dunia”-nya masing-masing. Terima kasih saya sampaikan kepada teman-teman dari Loenpia yang telah berkenan memfasilitasi acara Kopdar di Semarang hingga bisa mempertemukan kami yang selama ini hanya bisa bertemu di jaringan dunia maya. Juga kepada Mas Satria, Pak Tomy, Gunawan Rudy, Andrew Anandhika Wijaya, dan Jumawa yang telah datang secara khusus untuk meramaikan kopdar dadakan ini.

Walhasil, hanya kami berempat yang bisa melanjutkan pertemuan di Kendal, yaitu Mas Arif Widarto bersama istri dan putrinya yang imut-imut, Pak Gempur, Mas Goop, dan saya sendiri. Tak banyak yang kami bicarakan dalam pertemuan lanjutan ini, selain sekadar mojok dan beristirahat sambil menikmati kecipak ikan di kolam pemancingan Al-Dila.

Usai istirahat, saya memohon Mas Arif beserta istri dan anaknya untuk mampir ke gubug saya. Namun, karena masih harus melakukan perjalanan jauh ke Tangerang, terpaksa sahabat saya itu tega saya lepas mengarungi jalan raya menjelang pukul 17.00 WIB. Terima kasih Mas Arif yang telah berkenan singgah di Kendal. Sementara itu, Pak Gempur dan Mas Goop saya paksa untuk mampir ke gubug saya yang sunyi. :mrgreen: Alhamdulillah, seperti mimpi, kedua sahabat saya itu akhirnya berkenan juga singgah ke gubug saya hingga lepas Maghrib. Terima kasih Pak Gempur dan Mas Goop. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bisa kembali bertemu pada acara dan waktu yang berbeda. Khusus kepada Pak Gempur, mudah-mudahan segera bisa bertemu dengan istri dan putranya setelah hampir sebulan lamanya menahan beban kerinduan yang menyesak di dada. ***

ooo
Catatan:

Alhamdulillah, setelah hampir sepekan istirahat, akhirnya saya bisa kembali ke dunia maya. Liputan kopdar ini merupakan postingan perdana. Selama beristirahat, saya sempatkan juga untuk ngoprek-oprek theme.

Tags:

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

27 Comments

  1. hehehehehehe.. seru nih kopdarnya.. jadi ngiri pengen posting beginian.. tapi kayaknya belum bisa deh.. sampe dulu di surabaya mungkin baru bisa…

    nuansa kemanusiaannya terasa banget pak! terutama ketika sampe di rumah njenengan… saya SPEECHLESS.. gak bisa banyak berkata-kata yang sebenarnya terharu seharu-harunya.. bagai mimpi pak bisa ketemu njenengan di istana njenengan… insya Allah, saya akan mampir lagi kalau ada waktu dan kesempatan.. amin

    Gempur sdg di Cikampek’s last blog post..Rindu Ini Terbendung

  2. Ada yang jadi nikah gara-gara kopdar ga? Dulu jaman IRC ada juga kawan-kawan yang menikah gara-gara sering chatting, hehehe.

    Iwan Awaludin’s last blog post..Jadi Kaya Lewat Saham

    ooo
    wew… kontak di dunia maya ternyata bisa membawa berkah ya, pak iwan, hehehehe 😆 sepanjang yang saya tahu, selama ini belum ada, pak. entah utk daerah lain.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top