Ubuntu? Ufh….

Kategori Blog Oleh

Gara-gara sentilan dan “provokasi” Pak deking, hehehehehe :mrgreen: dalam sebuah obrolan lewat YM sekitar 3 bulan yang lalu, akhirnya saya iseng mengajukan permohonan untuk dikirimi CD Ubuntu 7.10 (Gutsy Gibbon) gratis di sini. Sebenarnya sudah lama saya berkeinginan untuk bermigrasi dari windows ke linux. Windows yang saya gunakan sebagai sistem operasi di PC sudah terlalu lama dan sudah terinfeksi bejibun virus sehingga gerakan jadi lamban dan berat. Konek net pun jadi makin payah. Apalagi, ketika membaca postingan Mashair yang juga baru saja bermigrasi ke Ubuntu. *Hiks, jadi ngiri* Keinginan untuk segera bisa bersentuhan langsung dengan Ubuntu pun kian menggila.

Keinginan itu baru bisa terwujud ketika kemarin (Selasa, 26 Februari 2008) saya mendapatkan kiriman CD itu. Maklum, saya tinggal di sebuah kampung yang jauh dari pusat peradaban modern, sehingga bukan hal yang mudah untuk mendapatkan software yang up to date. Setelah menunggu sekitar 3 bulan, CD itu pun akhirnya terkirim juga.

Hanya dengan membaca petunjuk yang ada di balik kemasan CD, saya pun langsung memasukkan CD dan booting lewat dos. Software ubuntu pun segera jalan. Saya hanya tinggal menunggu proses selanjutnya. Berdasarkan sharing dengan beberapa teman, agaknya instalasi ubuntu itu amat mudah, sehingga saya pun pede saja untuk melakukannya. Walhasil, saya pun terus mengikuti perintah-perintah yang tertulis di layar. Memang benar, instalasi ubuntu ternyata teramat mudah.

Namun, saking gembiranya, saya telah melakukan proses intalasi yang gegabah. Ketika proses partisi hardisk berlangsung, saya tidak pernah memperhatikan kalau saya punya banyak file di windows. Kapasitasnya hingga mencapai 20 GB, berupa file yang saya buat, soft copy, atau software yang saya kumpulkan sejak mengenal komputer (sekitar 1998). Saya pun hanya meng-klik perintah yang ada di layar tanpa berusaha memahami maksudnya, hingga proses instalasi selesai.

Hal yang tak pernah kuduga pun terjadilah. Ketika saya cek, file-file di windows rupanya telah tersapu bersih pada saat instalasi berlangsung. Satu huruf pun tak tersisa, hiks. Sedih! Argghhh … Kenapa saya bisa demikian tolol dan membiarkan file-file berharga tersebut tersapu ubuntu? Ubuntu .. ufh…. Sistem operasi open-source ini telah memberikan pelajaran berharga betapa kita tidak boleh gegabah dalam melakukan pekerjaan apa pun, termasuk menginstalasi program komputer. *Baru nyadar, hiks* Masih bisakah file-file itu saya lacak? Bagaimana ya caranya? Beruntung *pernyataan klasik untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan, hehehehe 😆 * beberapa waktu sebelumnya saya sempat mem-back up sebagian file-file saya ke-CD sehingga masih bisa sedikit bernapas.

Yups, sudahlah. Semua telah usai. Layar windows saya telah tertutup dan telah tergantikan bentangan layar baru yang lebih “liar”, bebas virus, dan familiar. “Ubuntu!” Aku sambut kehadiran Ubuntu sambil *halah* jingkrak-jingkrak sekaligus mengelus dada. Mudah-mudahan Ubuntu memberikan kenyamanan saya dalam memanfaatkan fasilitas PC, baik ketika offline maupun online. Inilah skrinsut blog saya untuk pertama kalinya saya lihat melalui Ubuntu.

Memang tampil beda. Saya juga heran ketika gaya font-nya pun berubah. Saya pernah Ngoprek-oprek theme. Font yang saya pakai untuk main body adalah Georgia. Namun, mengapa gaya font-nya jadi berubah? Ini memang ciri khas Ubuntu atau kualitas PC saya yang tidak mendukung?

Hingga saat ini Ubuntu di PC saya masih belum 100% fix. Banyak software yang tidak familiar diinstal di Ubuntu. Saya terpaksa masih harus banyak googling untuk melacak dan memburu software yang lebih kompatibel. Adakah teman-teman yang bisa membantu saya yang gaptek, ndesa, dan katrok ini, hiks, menunjukkan situs penyedia software khusus Ubuntu? Ok, terima kasih! ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

42 Comments

  1. Wah, akhirnya pak guru migrasi juga.
    Saya juga dulu pernah pesan CD ubuntu di http://Shipit.ubuntu.com/
    Dan baru nyampe hari selasa lalu, kok harinya bisa sama ya pak?
    Karna saya udah gak tahan pengen migrasi ke ubuntu, akhirnya saya beli aja majalah yang ada bonus ubuntunya.
    Saya pun juga sempat bingung ketika pertama kali memakai ubuntu. banyak permasalah baru yang muncul setelah saya memakai ubuntu seperti lagu-lagu yang berformat MP3 gak bisa keputar, dll. Setelah saya Googling kesana kemari akhirnya permasalahannya bisa teratasi.
    kalau bapak belum terlalu familier dengan program2 di ubuntu, silahkan bapak menginstal program Wyne (http://www.winehq.org/), dengan software ini bapak bisa menginstal program2 yang ada di windows ke ubuntu.
    Saya harap bapak tetap menggunakan Ubuntu ketimbang menggunakan windows bajakan.
    Ubuntu: Linux For Human Beings

    ooo
    bener banget mashair. saya masih harus banyak belajar nih. mudah2an mashair. sementara ini masih banyak driver yang belum terinstall. yup, makasih infonya mashair.

  2. saya sudah mencoba pakai Ubuntu, dan memang tampilannya gak kalah kok sama windows. selain user friendly ketersediaan driver yg mendukung juga banyak kok. welcome to linux pak guru… semoga gak cepet pegel linux aja 😛

    Totok Sugianto’s last blog post..Ponsel Cina, Mau?

    ooo
    walah, mesti banyak belajar ubuntu sama mas totok, nih. saya masih belum pede pakae linux. nginstal driver soundcart aja ndak bisa2, hehehehe 😆

  3. ubuntu alias usus buntu bisa nyamanteramat nyaman, bisa ruwet teramat ruwt. Tapi semua tinggal pembiasaan. Ibarat terbiasa pakai sandal “swalow” lalu beralih ke sepatu boot. Met menyesuaikan diri.
    Taukah ubuntu punya saudara tiri ???. Siapa lagi kalau bukan abanta, obonto, ibinti & ebente

    ooo
    yap, bisa jadi begitu pak mar, hehehehe 😆 nyoba ubuntu agar bisa terhindar dari cengkeraman kaum kapitalis kayak bill gates itu, hiks. wew … ubuntu ternyata punya sdr. tiri juga, hiks, baru tahu pak mar.

  4. Wah selamat hijrah. Dengan begitu, Bapak sudah melepaskan diri dari pembajakan. Dulu waktu komputer saya belum diambil maling, memang pake ubuntu versi 6. Ngga ada yang aneh koq, semua hampir sama dengan Windows. Apalagi kalau cuma pakai ngetik, browsing, dan nonton film.
    Sekarang balik lagi ke windows karena komputer kantor. Nanti ke Indonesia, mungkin balik Ubuntu atau PCLinux OS (Kalo kebeli komputer baru hehehe).

    ooo
    makasih pak iwan.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top