Menulis Buku Teks

Pendidikan

Oleh: Sawali Tuhusetya

Menulis buku teks merupakan pekerjaan yang gampang-gampang sulit. Mereka yang sudah terbiasa duduk berlama-lama di depan layar monitor komputer pasti bilang bahwa menulis buku teks ternyata mengasyikkan. Hampir-hampir lupa waktu. Namun, bagi mereka yang jarang berhadapan dengan komputer, menulis jadi pekerjaan yang amat menjenuhkan dan menyulitkan. Belum lagi mesti mematuhi standar penilaian buku pelajaran yang biasanya sudah ditentukan oleh Pusat Perbukuan atau Tim Editor Penerbit Buku. Itu artinya, selain dituntut untuk terampil mengungkapkan pikiran dengan bahasa yang mudah yang efektif dan komunikatif, menulis buku teks juga perlu memerhatikan rambu-rambu penulisan yang terstandar, baik menyangkut aspek materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, maupun grafika.

Meskipun demikian, tidak ada salahnya seorang guru mulai melirik penulisan buku teks sebagai pekerjaan sampingan. Aktivitas ini tidak saja mendorong sang penulis untuk menguasai substansi keilmuan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu, tetapi juga secara finansial cukup lumayan untuk bisa menambah uang saku anak-anak. Ini berdasarkan pengalaman saya ketika menulis buku teks yang alhamdulillah pada tahun 2005 buku Bahasa Indonesia SD dan SMP yang diterbitkan oleh PT Citra Aji Parama Yogyakarta dan buku SMA yang diterbitkan oleh PT Pabelan dinyatakan layak digunakan oleh Pusat Perbukuan setelah melewati persaingan dalam proses penilaian yang cukup ketata. Kini, buku Bahasa Indonesia SMP berdasarkan Standar Isi (KTSP) yang diterbitkan oleh PT Citra Aji Parama, alhamdulillah juga telah selesai. Tinggal menunggu launching dan siap untuk digunakan.
Berikut ini rambu-rambu penulisan buku teks yang ditetapkan oleh Pusat Perbukuan sejak tahun 2003, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

A. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ancangan (Pendekatan) Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Pendekatan Komunikatif. Dalam ancangan pembelajaran komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan/makna untuk berbagai tujuan berbahasa. Artinya, tujuan pembelajaran bahasa adalah keterampilan berbahasa siswa dalam hal membaca, mendengar, berbicara, dan menulis. Keterampilan itu merupakan wujud khas perilaku manusia yang bertumpu pada KEBERMAKNAAN. Implikasinya dalam pembelajaran bahasa adalah bahwa kebermaknaan merupakan persyaratan mendasar dalam pengembangan dan penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia.

1. Ciri Pembelajaran Komunikatif
a. Pembelajaran mengarahkan siswa untuk menguasai bahasa dalam konteks komunikasi. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia mengarah pada kegiatan komunikasi nyata dan penugasan yang bermakna serta penggunaan bahasa yang bermakna bagi siswa.
b. Pembelajaran mencerminkan kebutuhan siswa, yakni keterampilan menggunakan bahasa secara bermakna, yang bersifat humanis, yakni menempatkan siswa pada posisi aktif.
c. Pengembangan kompetensi komunikatif mencakup kemampuan siswa untuk menafsirkan bentuk-bentuk linguistik, baik bentuk yang eksplisit maupun implisit.

2. Prinsip Pengembangan Kemampuan Komunikasi dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Prinsip Kebermaknaan: disesuaikan dengan kebutuhan siswa, bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswa untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasaan, perasaan, dan informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Prinsip Keotentikan bahan dan materi pelatihan berbahasa: dipilih teks/wacana tulis/lisan yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk: mengembangkan kemahiran fungsi berbahasanya, menekankan fungsi komunikatif bahasa, memenuhi kebutuhan berbahasa siswa. Bahan berisi petunjuk/pelatihan/tugas yang memanfaatkan media cetak atau elektronik seoptimal mungkin; didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa; sedapat mungkin bersifat otentik; mengandung pemakaian unsur bahasa yang bersifat selektif dan fungsional; serta mendukung terbentuknya performansi komunikatif siswa yang andal.
c. Prinsip Keterpaduan materi.
d. Prinsip Keberfungsian dalam pemilihan metode dan teknik pembelajaran
e. Prinsip Performansi Komunikatif, berupa kegiatan berbahasa, mengamati, berlatih, dan lain-lain.
f. Prinsip Kebertautan (kontekstual) berkaitan dengan pemanfaatan media dan sumber belajar.
g. Prinsip Penilaian yang menuntut sistem penilaian yang (a) mengukur kemahiran berbahasa secara menyeluruh dan terpadu, (b) mendorong siswa agar aktif berlatih berbahasa Indonesia secara tulis/lisan, baik produktif maupun reseptif, serta (c) mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan maupun tulisan.

B. STANDAR BUKU PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Buku pelajaran menurut ahli adalah media pembelajaran yang dominan peranannya di kelas. Oleh karena itu, pelajaran harus dirancang dengan baik dan benar dengan memperhatikan standar-standar tertentu. Standar buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan berkenaan dengan bahasa dan sastra Indonesia; yang berkenaan dengan penulis, pengembangan naskah (yang mencakup isi atau materi, penyajian materi, bahasa dan keterbacaan, serta grafika) dan pemanfaatannya di sekolah; serta disusun berdasarkan consensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

1. Aspek-Aspek Buku Pelajaran Yang Dinilai
a. materi
b. penyajian
c. bahasa dan keterbacaan
d. grafika
Keempat aspek ini saling berkait satu sama lain.

1.1 Aspek Isi atau Materi Pelajaran

    Aspek ini merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran.
    Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
    Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias.
    Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa.
    Rujukan yang digunakan, dicantumkan sumbernya.
    Ilustrasi harus sesuai dengan teks.
    Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
    Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum.
    Perincian materi harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.

1.2 Aspek Penyajian Materi
Aspek ini merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran. Berkenaan dengan penyajian: tujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan, serta latihan dan soal.

1.3 Aspek Bahasa dan Keterbacaan
Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana.
Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan siswa. Ada tiga ide utama yang terkait dengan keterbacaan, yakni:
1. Kemudahan membaca (berhubungan dengan bentuk tulisan atau tipografi, ukuran huruf, dan lebar spasi) yang berkaitan dengan aspek grafika;
2. Kemenarikan (berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan) yang berkaitan dengan aspek penyajian materi;
3. Kesesuaian (berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf) yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.

Nah, bagaimana? Kalau ada tawaran dari penerbit untuk menulis buku teks, mengapa mesti ditolak? Peluang dan kesempatan seringkali muncul tak terduga dan biasanya hanya akan datang sekali saja. Bukankah begitu? ***

6 Comments

  1. Assalamu’alaikum
    Menarik, Mas…. Kalo ada tawaran untuk saya, ambil aja Mas. Pernah juga ana dapat tawaran (tapi bukan untuk buku teks) dari sebuah penerbit; karena cocok dan bahannya sudah ada, selesai dengan lancar dech. Alhamdulillah; itu cerita tahun 2005 lalu. Kendala yang seringkali saya temui adalah dalam hal pengeditan; kaidah bahasa yang baik dan benar, kan perlu pula dipakai? Di sini masalah (kecil) itu muncul. Harapan saya, ya menggunakan kaidah penulisan yang taat azas secara perbahasaan. Apa yang mereka bilang? “ini kan buku ilmiah populer Pak!” Walah…, memangnya kalau buku ilmiah, tidak perlu menaati (‘t’ termasuk konsonan kluster ya Mas? :mrgreen: )aturan bahasa? Tapi karena kejar cetak, beberapa hal memang diakhiri dengan kompromi.
    Sekian aja Mas, Wassalamu’alaikum wr wbr

    0000
    wa’alaikum salam, ams adi. wah, salut banget nih, mas adi ternyata masalh sudah sukses menjadi penulis buku. salut. tulisan mas adi saya kira cukup mencerahkan dan banyak manfaatnya. itu bisa kubaca lewat blog mas adi itu sehingga laya diterbitkan sbg buku ilmu pengetahuan. ttg penggunaan kaidah bahasa, sepenjang pengetahuan awam saya, sangat diperlukan dalam buku jenis apa pun. bahkan, karya2 fiksi pun penulisan ejaan dan tanda bacanya perlu mengacu kepada kaidah penulisan yang benar. hal ini juga dimaksudkan utk tdk menimbulan penafsiran2 yang keliru dari pembaca.

  2. Assalamualaikum, mas. Sy tertarik untuk menulis buku pelajaran bahasa Indonesia SMK, untuk itu saya minta tolong kirimkan Referensi buku untuk prinsip penulisan bahan ajar /buku pelajaran bhs. Indonesia.

  3. Siang Mas,

    salam kenal,

    saya mo tanya gimana cara agar buku pelajaran (saya) bisa terbit, abis puskur dah beli hak cipta buku2 pelajaran semua.

    mungkin tidak penerbit buku masih tertarik untuk menerbitkan buku baru lagi? abis pengalaman selama ini walau ada BSE tetep aja sekolah ceri buku2 dari penerbit lain.

    Tolong ya mas infonya… sekalian tips agar buku yang saya buat (buku pelajaran Bahasa Inggris SMA kelas X sd XII) bisa dilirik penerbit. Kalo syarat2 yg mas tulis diatas sih saya bisa penuhi. saya kan juga guru nih…hehehe.

    Makasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *