Dari LCC hingga Bedah SKL UN 2010

Kamis, 18 Februari 2010, bertempat di SMP 3 Patebon, Kendal, saya bersama beberapa rekan sejawat didaulat untuk menjadi yuri Lomba Cerdas-Cermat (LCC) Tingkat SMP Kabupaten Kendal. LCC dimaksudkan sebagai ajang seleksi untuk memilih satu regu terbaik yang akan mewakili Kab. Kendal di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Enam regu yang masuk final (SMP 1 Boja, SMP 1 Weleri, SMP 1 Plantungan, SMP 3 Patebon, SMP 2 Kendal, dan SMP 1 Sukorejo), merupakan regu terbaik yang telah mengikuti seleksi di tingkat subrayon masing-masing. Ini artinya, dari sisi kapasitas dan kemampuan, anak-anak yang tampil di final merupakan anak-anak pilihan.

testimage

LCC digelar melalui tiga babak, yakni wajib, lemparan, dan pilihan. Suasana LCC memang berbeda dengan ajang kompetisi yang lain. Suasana persaingan yang terbangun mampu menciptakan adrenalin persaingan untuk menjadi yang terbaik. Hal itu tampak jelas dari raut wajah setiap regu yang menampakkan semangat persaingan berbaur dengan perasaan nervous. Setelah tiga babak terlewati diperoleh skor sebagai berikut:

Nama Regu/Sekolah Skor Keterangan
Regu A: SMP 1 Sukorejo 1300
Regu E: SMP 1 Weleri 1200
Regu F: SMP 1 Boja 1200
Regu C: SMP 3 Patebon 1100
Regu B: SMP 2 Kendal 1075
Regu D: SMP 1 Plantungan 600

Berdasarkan skor final, ada dua regu yang memiliki skor sama, yakni SMP 1 Weleri dan SMP 1 Boja. Sesuai dengan tata tertib, dua regu yang memiliki skor sama harus mengikuti kompetisi ulang melalui pertanyaan rebutan. Setelah melalui kompetisi ulang, akhirnya SMP 1 Weleri yang memiliki skor lebih tinggi daripada SMP 1 Boja. Berikut urutan kejuaraan dalam LCC Tingkat SMP Kabupaten Kendal Tahun 2010.

Nama Regu/Sekolah Skor Juara
Regu A: SMP 1 Sukorejo 1300 1
Regu E: SMP 1 Weleri 1200 + 100 2
Regu F: SMP 1 Boja 1200 3
Regu C: SMP 3 Patebon 1100 4
Regu B: SMP 2 Kendal 1075 5
Regu D: SMP 1 Plantungan 600 6

Dengan demikian, SMP 1 Sukorejo berhak mewakili Kabupaten Kendal untuk mengikuti LCC Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

***

Sabtu, 20 Februari 2010, saya diundang Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo untuk mengisi acara Bedah SKL UN Bahasa Indonesia SMP Tahun 2010 di SMA 7 Purworejo. Melalui Pak Riyadi, saya bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan sejawat di Kabupaten Purworejo. Ada sekitar 126 guru Bahasa Indonesia yang mengikuti acara itu. Meski datang terlambat karena perjalanan Magelang-Purworejo yang agak padat-merayap, acara tetap berlangsung dengan baik dan lancar.

testimage
Baca puisi sebelum acara.
testimage
Semangat Guru Purworejo.
testimage
Diskusi dan dialog.
testimage
Buka contekan.
Usai melakukan analisis dan bedah SKL, saya lebih banyak berdiskusi dan berdialog dengan rekan-rekan sejawat tentang kompetensi yang diujikan dalam UN sesuai dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan). Dari substansi materi, saya sangat yakin bahwa guru sudah menguasai konsep materi UN. Yang diperlukan adalah teknik yang tepat agar materi yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan tertinggi bisa dipahami dan dimengerti anak-anak dengan baik.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana menyiapkan mental anak-anak agar benar-benar dalam kondisi siap untuk menempuh UN, tanpa harus terbebani oleh harapan berlebihan untuk lulus dengan pretasi terbaik. Pengalaman menunjukkan, beban yang berlebihan justru membuat rasa percaya diri anak-anak cenderung menurun sehingga menghalalkan segala cara untuk bisa lulus.

Berdasarkan diskusi dan dialog dengan rekan-rekan sejawat, ditemukan beberapa soal UN, yang memiliki tingkat kerumitan tersendiri jika dikaji berdasarkan telaah soal, baik dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, maupun kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya. Ada soal yang memiliki pilihan jawaban benar ganda, ada juga soal, khususnya sastra, yang mereduksi pengetahuan anak tentang kegiatan berapresiasi sastra. Dalam konteks demikian, dibutuhkan penyusun soal UN yang benar-benar andal sehingga soal yang dihasilkan benar-benar memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kita semua berharap UN berlangsung sukses, baik dari sisi penyelenggaraan maupun hasilnya. Setidaknya, kecurangan demi kecurangan yang terus terjadi tiap tahun bisa ditiadakan. Hal itu bisa terwujud apabila UN bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan, melainkan sebagai alat pemetaan mutu pendidikan secara nasional. ***

No Comments

  1. waww waw waw menarik sekali pak. dulu waktu sd kls 6 ikut lcc kabupaten juara jadi juara 3 😀 SMP K.O :((

    tumben nieh komeng saya masih di bawah sepuluh, biasanya datas 90..
    salam sukses pak 😀

  2. Semoga saja memberi inspirasi bagi pengunjung blog ini untuk mengadakan kegiatan serupa di wilayah masih-masing.
    Mari terus berjuang memperbaiki kualitas pendidikan di negeri ini. kalau tidak kita, siapa lagi?

  3. Wah, cerdas cermat…aku jadi terkenang masa SD dan SMP, Pak…
    Dulu tiap sore selalu pengen cepetan nonton TVRI karena ada acara Cerdas Cermat 🙂 Waktu SD juga sempat ikut lomba cerdas cermat sampe SMP :))

    Sukses selalu, Pak Sawali!
    .-= Baca juga tulisan terbaru DV berjudul "Pak, Bapak" =-.

  4. waaaah… lomba cerdas cermat seperti itu…
    sudah lama tak menyaksikannya macam dulu di tvri
    mendengarkan siswa² memperkenalkan diri dengan cara yg khas:
    “regu a, dengan juru bicara… didampingi oleh…”
    pak sawali membuat saya teringat masa² ikut cerdas cermat
    kenangan yg indah
    #:-s
    .-= Baca juga tulisan terbaru pakacil berjudul "Terpaksa Merubah Rencana" =-.

  5. menjelang UN, banyak pihak yang gelisah dan resah … diadakan uji coba, tapi hasilnya menambah ketegangan dan kekhawatiran, para pelajar diperangkap dalam mimpi buruk, tak terkecuali para pihak lainnya.

    Untuk mengatasi mimpi buruk tersebut, UN tetap dilaksanakan untuk kepentingan alat pemetaan mutu pendidikan secara nasional.
    .-= Baca juga tulisan terbaru HE. Benyamine berjudul "SASTRAWAN MENIKAM DIRINYA SENDIRI" =-.

  6. SELAMAT ATAS TERSELENGGARA ACARANYA … SEMOGA BISA BERJALAN DENGAN AMAN DAN PENUG SPORTIFITAS YANG TINGGI…PAK…
    SALAM PERSAHABATAN BLOG DAN SALAM PERSAUDARAAN BLOG DARI BAYU DI KALIAMANTAN TENGAH
    .-= Baca juga tulisan terbaru bayuputra berjudul "PERUBAHAN ZAMAN" =-.

  7. acara LCC merupakan acara yang sudah turun temurun.

    “Hal itu bisa terwujud apabila UN bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan, melainkan sebagai alat pemetaan mutu pendidikan secara nasional.”

    saya sepakat dengan hal diatas. Kemarin semasa pak bambang sudibyo, itu bisa saya katakan sebagai kekeliruan yang harus dibenahi. Semoga pendidikan kita selalu berbenah dan menghasilkan mutu pendidikan nomor wahid
    .-= Baca juga tulisan terbaru ciput m berjudul "Candi Surowono" =-.

  8. kebenaran (bukan kebetulan) bisa dilihat apabila UN menjadi bukan satu-satunya penentu kelulusan, sehingga mampu menjadi pemetaan mutu pendidikan secara Nasional.
    .-= Baca juga tulisan terbaru yusami berjudul "1 Syawal" =-.

  9. lcc dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi kepada siswa, UN yang dijadikan bukan satu-satunya penentu kelulusan memang di harapkan dapat menjadi peta mutu pendidikan secara nasional.
    .-= Baca juga tulisan terbaru yusami berjudul "1 Syawal" =-.

  10. Yang menang SMP Sukorejo ya, Pak Guru?
    Wah, padahal itu daerah sepertinya belum bisa dikatakan maju meskipun sering dilewati kendaraan lintas kota-lintas propinsi. Salut deh buat anak-anak Sukorejo. Jadi inget, tiap bolak-balik Pemalang-Jogja mesti liwat Sukorejo yang berkelok-kelok jalannnya…
    .-= Baca juga tulisan terbaru Bung Eko berjudul "Pemberi Komentar Terbanyak Februari 2010" =-.

  11. Ping-balik: echodelta
  12. Ping-balik: pendidikan dunia

Tinggalkan Balasan ke HE. Benyamine Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *