Ya, ya, ya, akhirnya saya datang pada acara Ambalwarsa I Kotareyog.com di Ponorogo, Jawa Timur. Momen ambalwarsa yang digelar 8-9 Agustus 2009 ini sekaligus mengobati kerinduan saya terhadap sahabat-sahabat bloger yang gagal saya temui pada acara-acara sebelumnya. Kebetulan acaranya berlangsung pada hari Minggu, sehingga saya bisa lebih leluasa untuk mengikuti acara yang digelar panitia. Kehadiran saya ke Ponorogo juga berkat jasa baik sahabat-sahabat bloger Kotangawi (Sangbayang, Jauhdimata, dan beberapa sahabat bloger lain) yang setia menunggui kedatangan saya untuk bersama-sama menghadiri acara ambalwarsa itu.
Suasana dingin langsung terasa begitu kami memasuki kawasan Telaga Ngebel, markas Ambalwarsa I Kotareyog.com, yang terletak sekitar 24 Km ke arah timur laut Ponorogo itu. Telaga Ngebel yang berada di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter DPL dan suhu 22-32 derajat celcius dengan luas permukaan sekitar 1.5 Km telaga ngebel dan dikelilingi jalan sepanjang 5 Km, memang tepat dipilih panitia sebagai markas pertemuan para bloger yang sengaja diundang untuk memeriahkan ambalwarsa yang pertama itu. Selain sejuk, Telaga Ngebel juga sangat nyaman untuk berdiskusi dan bersarasehan. Suasana alamnya yang indah dan asri bisa memicu adrenalin untuk berpikir sekaligus berimajinasi, meski suasana mistisnya tak sanggup terelakkan.
Festival Reog Mini
Suasana dingin pun berubah hangat begitu masuk ke markas. Di sana sudah berkumpul beberapa bloger. Selain tuan rumah (Arifudin, denologis, dafhy), juga ada bloger nasional, Andy MSE bersama Diky, anaknya, Kyai Slamet, Mas Anang, jidat, Mas Noersam, bloger malhikdua, bloger Loenpia Semarang, dan beberapa bloger TPC Surabaya (Mas Novi dan Mas Nopy). Setelah santap malam, para bloger diajak menuju alun-alun Ponorogo untuk menikmati Festival Reog Mini. Tiba di alun-alun yang ramai dan meriah, saya bertemu Paman Tyo dan beberapa bloger Bengawan.
Setelah sedikit berjuang menyisir padatnya pengunjung yang hendak menyaksikan festival, akhirnya kami bisa duduk dan menyaksikan dari dekat acara festival itu. Meski hanya berupa festival reyog mini (festival reyog yang diikuti oleh siswa-siswa setingkat SMP/SMA), saya tak kehilangan rasa kagum. Ditingkah alunan terompet, angklung, kendang, kempul, kenong, dan gong yang rancak, para penari (bujanganom, warok dan sesepuhnya, jathilan, Kelana Sewandana, dan singabarong), berupaya serius untuk memikat pengunjung lewat gerakan-gerakan tarinya yang lentur dan atraktif. Tepuk tangan dan aplaus pengunjung pun terdengar membahana hingga ke dinding langit Ponorogo begitu Kelana Sewandana mengeluarkan pecut saktinya yang digunakan untuk mengusir singabarong yang hendak merebut putri Sanggalangit yang dicintainya.
Menurut salah satu versi cerita rakyat yang berkembang di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada suatu ketika Raja Bantar Angin, Kelana Sewandana, ingin melamar seorang puteri dari Kerajaan Kediri, Dewi Sanggalangit (dalam versi yang lain disebutkan Dewi Ragil Kuning). Akan tetapi, dalam perjalanannya Raja tersebut dicegat oleh Singobarong penjaga hutan Lodaya. Pasukan Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Raja Bantar Angin dikawal oleh patih Bujanganom dan pasukan warok (pria yang memiliki ilmu kanuragan dengan ciri khas pakaian serba hitam). Pertempuran dua pasukan tangguh inilah yang dianggap sebagai salah satu sumber rujukan bagi pertunjukan tarian Reog Ponorogo.
Pertunjukan Reog biasanya terdiri dari beberapa adegan. Adegan pertama adalah tarian pembuka, yang menampilkan 6-8 lelaki dengan pakaian hitam dan muka (atau topeng) yang dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang marah. Setelah para lelaki pemberani tersebut, berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 perempuan atau bisa juga lelaki yang didandani mirip perempuan yang menaiki kuda kepang (kuda-kudaan dari anyaman bambu).
Fragmen kedua adalah inti dari tarian Reog yang bergantung pada kondisi di mana seni Reog ditampilkan. Jika pertunjukan berhubungan dengan pernikahan, maka yang diekplorasi adalah adegan percintaan. Sedangkan, untuk hajatan khitanan, sunatan, maupun memperingati hari besar nasional biasanya yang ditonjolkan adalah fragmen keperwiraan.
Bagian terakhir adalah singabarong, yaitu atraksi penari yang memakai “topeng” berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu-bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg dengan ukuran yang cukup besar. Uniknya, topeng ini dimainkan hanya dengan mengigit sebilah kayu yang terpasang di bagian belakang topeng. Kemampuan membawakan topeng ini, selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual, seperti berpuasa dan bertapa.
Kesenian Reog biasanya diselenggarakan pada tiap perayaan hari kemerdekaan Indonesia (tanggal 17 Agustus) dan perayaan Garebek Suro yang bertepatan dengan hari jadi Kota Ponorogo (tiap tanggal 1 Muharram/tahun baru Hijriah). Agenda tahunan tersebut bisa berupa pertunjukan biasa atau Festival Reog Nasional, yaitu perlombaan kesenian Reog dari seluruh Indonesia.
Pertunjukan Reog biasanya diselenggarakan di lapangan atau di jalanan karena jumlah penari dan ekplorasi pertunjukan yang memerlukan ruang yang cukup luas. Di arena pertunjukan Reog, penonton bisa menikmati prosesi pertunjukan yang dipenuhi ritual mistis. Misalnya saja, sebelum pertunjukan dimulai, warok (sebutan bagi ketua kelompok Reog) menggelar jampi-jampi memohon kelancaran pertunjukan. Tak jarang di tengah-tengah tarian para penari kesurupan roh halus, sehingga menambah heboh jalannya pertunjukan.
Meskipun umumnya tarian Reog memiliki alur yang jelas, adegan demi adegan bisa dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur kreasi baru sesuai dengan selera estetika kelompok yang sedang bermain. Di sini selalu ada interaksi antara pemain dan warok (dalam hal ini, warok juga menjadi dalang pertunjukan), serta interaksi antara penari dan penonton, sehingga yang terpenting dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Puas menikmati festival, kami segera balik ke markas. Saking asyiknya menikmati sajian pertunjukan, sampai-sampai saya tak peduli lagi jam berapa saya berada di sana dan lebur bersama dengan ratusan, bahkan mungkin ribuan pengunjung, yang sedang dilanda romantisme dan eksotisme budaya itu. Komitmen Pemkab Ponorogo dalam menumbuhkembangkan seni reog sebagai seni pertunjukan eakyat yang telah mendunia itu memang layak dikagumi dan perlu diteladani pemkab daerah lain. Selain rutin menggelar destival tahunan, konon seni reyog juga sudah dimasukkan ke dalam kurikulum sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) dan menjadi kegiatan ekstrakuriikuler yang “wajib” ada di setiap sekolah. Festival Reog Mini merupakan bagian dari manifestasi komitmen itu.
Tiba kembali di markas, saya masih terlibat obrolan santai dengan sahabat-sahabat bloger. Sambil ditemani kopi dan kudapan yang disuguhkan shohibul bait, rasa capek dan kantuk pun hilang, hingga tanpa terasa, jam di dinding markas pun sudah menunjuk angka 03.30 dini hari.
Sarasehan
Keesokan harinya (Minggu, 9 Agustus 2009), sesuai dengan rencana, digelar Sarasehan Ambalwarsa I Kotareyog yang dikemas dalam suasana santai dan akrab yang dipandu oleh Azaxs dan Wongbagus. Pada acara sarasehan itu, saya untuk pertama kalinya bisa bertemu dengan Mas Budiono, Mbah Sangkil, dan Mas Eros, serta beberapa sahabat bloger yang datang belakangan. Diawali dengan perkenalan antarbloger dan wakil dari komunitas bloger yang hadir (Kotangawi, BlogerNgalam, Bloger Pasuruan, Loempia Semarang, TPC Surabaya, Bloger Gresik), acara berlanjut mulai testimoni, pemotongan tumpeng, hingga tanda tangan massal plakat kotareyog.
Berikut ini testimoni saya selengkapnya tentang kotareyog.com.
Setiap kali menyebut Ponorogo, ingatan kolektif kita tak bisa dipisahkan dengan keberadaan seni pertunjukan rakyat bernama reyog. Sebagai sebuah produk budaya, reyog agaknya telah menjadi ikon publik yang identik dengan nilai-nilai kearifan lokal. Banyak yang telah memanfaatkan ikon publik ini untuk kepentingan pencitraan dan membangun brand. Bahkan, produk budaya ini konon juga telah diklaim oleh negeri jiran sebagai produk budaya negerinya.
Sebagai pemangku budaya Ponorogo, tidak salah kalau sekelompok anak muda Ponorogo yang tergabung dalam komunitas maya menamakan dirinya sebagai Komunitas Bloger Warok Kotareyog. Secara kultural, mereka memang berhak menyandang nama yang identik dengan seni pertunjukan khas rakyat Ponorogo itu. Melalui brand semacam itu, publik seperti diingatkan akan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di balik seni pertunjukan reyog. Kini, Komunitas Bloger Warok Kotareyog berusia setahun. Usia sebuah komunitas yang bisa dibilang masih cukup muda, tetapi memiliki aura kultural yang cukup menjanjikan dan mencerahkan.
Persoalannya sekarang, peran apa saja yang bisa dimainkan oleh Komunitas Bloger Warok Kotareyog dalam upaya mendinamisir nilai-nilai kearifan lokal di tengah dinamika peradaban global yang makin rumit, kompleks, dan kompetitif? Upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh Komunitas Bloger Warok Kotareyog untuk menjaga eksistensi diri agar keberadaannya benar-benar dibutuhkan dan “legitimate”?
Sebuah komunitas (nyaris) tak akan pernah lahir tanpa prinsip kolegial dan kolektivitas. Ia lahir karena munculnya semangat kebersamaan untuk melakukan sebuah perubahan. Tak jarang, sebuah komunitas muncul karena adanya ikatan emosional dan nilai-nilai primordial tertentu yang dengan amat sadar diangkat sebagai perekat komunitas agar menjadi lebih solid dan kokoh. Hal itu memang sah-sah saja. Namun, persoalannya akan menjadi lain ketika ikatan emosional dan nilai-nilai primordial itu membuat sebuah komunitas jadi eksklusif dan elitis. Dalam situasi seperti itu agaknya sebuah komunitas akan mengalami kesulitan dalam menjalankan peran-peran kulturalnya.
Saya bersyukur ketika menyaksikan kiprah para penggiat Komunitas Bloger Warok Kotareyog tak terjebak ke dalam sikap ekskluif dan elitis. Mereka bisa “manjing ajur ajer”, adaptif, dan sanggup menunjukkan sikap egaliter dalam lalu lintas pergaulan di dunia maya. Hal itu bisa dilihat dari aktivitas blogwalking yang dilakukan oleh para penggiat Komunitas Bloger Warok Kotareyog. Mereka terlibat cukup intens dalam membangun jaringan silaturahmi, baik dengan sesama bloger maupun dengan sesama komunitas. Aktivitas semacam ini jelas akan memberikan nilai tambah buat komunitas yang sedang memasuki usianya yang pertama ini. Apalagi, para penggiatnya berasal dari kalangan anak muda yang memiliki elan dan etos kreativitas yang sarat dengan idealisme. Ini artinya, Komunitas Bloger Warok Kotareyog memiliki prospek yang bagus untuk berkembang secara dinamis sebagai komunitas bloger yang inklusif, terbuka, dan lentur dalam menghadapi perubahan.
Kiprah Komunitas Bloger Warok Kotareyog tentu saja tak cukup hanya di dunia maya, tetapi juga perlu bersinergi dengan berbagai pihak di dunia nyata. Dalam konteks lokal Ponorogo, agenda dan kreativitas yang berkaitan dengan upaya menumbuhkembangkan nilai-nilai kearifan lokal perlu digarap secara serius. Di dunia maya, mampu membangun pencitraan dan brand positif terhadap daerah dengan segala keunikan kulutrnya, sedangkan di dunia nyata, mampu berbaur dan bersinergi dengan berbagai kelompok dan komunitas masyarakat. Persoalan ini menjadi penting dan urgen untuk diungkapkan agar Komunitas Bloger Warok Kotareyog tak berdiri di puncak menara gading eksklusivitas yang justru akan sangat tidak menguntungkan, baik bagi komunitas itu sendiri maupun dalam konteks interaksi dengan komponen komunitas yang lain.
Sungguh beruntung Ponorogo memiliki sebuah komunitas bloger yang dengan amat sadar menjadikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian dari platform aksi mereka. Melalui komunitas semacam ini, setidaknya Ponorogo dalam peta kebudayaan nasional jadi makin eksis dan diperhitungkan. Lebih daripada itu, Komunitas Bloger Warok Kotareyog juga mampu menjadi kekuatan kontrol alternatif untuk mengawal dinamika Ponorogo menjadi kota masa depan yang modern dan dinamis, tanpa harus kehilangan nilai-nilai kearifan lokal yang sudah teruji oleh sejarah.
Selamat ambalwarsa yang pertama buat Komunitas Bloger Warok Kotareyog, semoga kiprahmu makin eksis dan mencerahkan! ***
Usai sarasehan, para bloger diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Telaga Ngebel. Sebelumnya, saya sempat ngobrol dengan Mas Suryaden yang datang bersama isteri dan putri tercintanya. Mas Suryaden juga yang telah berkenan mengantarkan saya dan Sangbayang hingga ke Ngawi, bertemu dan ngobrol kembali dengan Mas Abied.
Terima kasih saya sampaikan kepada sahabat-sahabat bloger kotareyog yang telah berkenan mengundang saya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada segenap sahabat bloger yang telah memberikan sambutan hangat dan penuh kekeluargaan. Semoga momen indah ini bisa terus menjadi pemicu untuk membangun semangat berbagi dan bersilaturahmi melalui blog. ***
Lha kapan Pak Sawali dan komunitas blogger Kendal bikin acara? Andy diajak itu. 🙂
ntar paman Tyo ajak kita-kita lagi berarti, hehe
.-= Baca juga tulisan terbaru badoer berjudul Tips Meningkatkan Pendapatan Links =-.
@antyo rentjoko, budhalll Man!… nunggu waktu agak sedikit lega, saya akan sowan pak Sawali di Kendal… 🙂
.-= Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Menuju Festival Reyog Mini =-.
walah, mas andy, kok pakai kata sowan segala, keke … rencana itu memang perlu kita tindaklanjuti, mas, insyaallah kami dari kendal siap utk membentuk komunitas itu. mas andy sangat kami butuhkan kiprahnya, hehe …
doakan paman, semoga komunitas bloger kendal bisa segera terbentuk.
wah, om sawali ini dalam rangka apakah?
sebagai duta blogger?
mantabs. sudah sedemikian jauh percaturan narablog kita di dunia nyata. jika kendal bikin acara, diriku yang tiap minggu melintas di sana pengen juga hadir 🙂
mantabs, om.
.-= Baca juga tulisan terbaru ~noe~ berjudul 18 Menit Saja =-.
saya memenuhi undangan dari bloger warok, mas noe, niatnya memang utk silaturahmi dan memeriahkan ambalwarsa yang I. loh, kok tiap minggu melintas lewat kendal, memang mas noe tinggal di mana?
saya gak bisa hadir…..
nyesak gak bisa ketemu pak sawali….
.-= Baca juga tulisan terbaru ircham berjudul OSIS Vs PRAMUKA =-.
walah, gpp, mas ircham, mudah2an suatu ketika kita bisa bertemu juga.
Kapan bloger kendal mau mengadakan kopi darat pak?
nah, itu yang sedang kami rembug dg teman2, mas pencerah, hehe …
Reog itu yang diklaim malaysia itu kan ?8-|:d/
.-= Baca juga tulisan terbaru lovepassword berjudul Mengatasi Kehilangan Serial Number =-.
kayaknya begitu, mas love, hehe …
Sayah juga pertama kali ketemu pak sawali secara face to face pas di ponorogo kemarin.. hehe.. :d
.-= Baca juga tulisan terbaru badoer berjudul Tips Meningkatkan Pendapatan Links =-.
oh, ya? walah, saya sama sekali tak menduga kalau bisa bertemu dg mas badoer. matur nuwun, mas.
Muantab pak infonya…:)
walah, mas buwel bisa saja nih, info biasa saja kok, haks,
makasih pak telah datang di acara kotareyog.com…semoga bisa bermanfaat dan memberikan kesan tersendiri buat bapak…semoga blogger kendal bisa cepat di massifkan gerakannya..sukses selalu
sukses selalu juga buat nmas noersam, terima kasih banget atas sambutan hangatnya. yap, mudah2an saja komunitas itu bisa segera terbentuk juga di kendal, mas.
senang sekali bisa bertemu langsung dengan pak Sawali…, ikatan emosional itu artinya bukan kalo bertemu langsung emosi kan pak 😆
.-= Baca juga tulisan terbaru suryaden berjudul Pernyataan Pers Halaqah Nasional Warga Nahdlatul Ulama =-.
saya juga seneng sekali bisa ketemu langsung sama mas surya, nih. saya malah belum pernah ke markas jogloabang.
Liputan yang mantap. Kapan ya Saya bisa juga kopdar dengan komunitas blogger?
.-= Baca juga tulisan terbaru Sakurata berjudul Kerinduan =-.
terima kasih apresiasinya, mas sakurata. hmmm … suatu ketika pasti mas sakurata bisa juga ikutan kopdar bareng2.
Wah Pak Sawali jalan-jalan lagi… ketemu Paman Tyo pula! Beliau salah satu blogger yang saya juga pengen ketemu jhe 🙂
.-= Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Nan Tien Temple, Menjadi Herbivora di Surga =-.
iya, nih, mas don. paman tyo memang sosok bloger senior yang layak utk ditemui, hehe …
sayang sekali, saya gak bisa ikutan. padahal pengen banget ketemu pak sawali,. kapan ya bisa bertemu langsung? Syukur saya bisa bertamu ke istananya,.
.-= Baca juga tulisan terbaru Oby berjudul The Ant Bully =-.
pp, mbak robiah, insyaallah suatu ketika kita akan bisa bertemu juga.
matursuwun rawuhipun pak sawali..
sama2, mas dion, saya juga sangat berterima kasih atas sambutan hangatnya dan senang sekali bisa ketemu langsung sama mas dion.
ralat pak..festival reyog mini ini bukan diikuti tingkat smp/sma tapi sd/smp pak..
maturnuwun rawuhipun, senang sekali akhirnya bisa ketemu langsung jnengan pak 😉
.-= Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul Tuhan, Aku Cinta Padamu =-.
nambahi @azaxs, mohon maaf Pak, ralat lagi. Hari Jadi Ponorogo yang resmi dan formal ya hari-hari ini, tepatnya tanggal 12 Agustus. kalau yang Grebeg Suro itu perayaan tasyakuran tahunan yang diperingati dalam rangka boyongan pendhopo “istana” dari kota lama Setono ke kota baru. 🙂
.-= Baca juga tulisan terbaru Dawam Multazam berjudul Jangan Menyerah; Tetap Semangat =-.
oh, ya? terima kasih ralatnya, mas deno. maklum, masih banyak hal yang belum saya ketahui tentang ponorogo dan seluk beluk budaya lokalnya yang khas dan ekostis itu.
oh, ya? terima kasih banget atas ralatnya, mas azaxs. saya juga senang bisa hadir di ambalwarsa I kotareyog, sungguh menyenangkan dan pingin lagi main ke sana, hehe ….
Seni dan Budaya asli Indonesia,
sayang saya tidak pernah melihat langsung seni Reog hanya bisa melihat di TV saja 🙂
.-= Baca juga tulisan terbaru andif berjudul Pantai Serangon =-.
hmmm … saya juga baru pertama kali menyaksikan secara langsung festival reyog itu kok, mas felani, hehe …
Akhirnya bisa bertemu dengan Pak Sawali…. :)>-
Benar Pak, Ponorogo beruntung sekali memiliki kami. *halah*
At all, semoga kebersamaan ini tetap berlangsung dan takkan pernah berhenti….
salam blogger….
.-= Baca juga tulisan terbaru Dawam Multazam berjudul Jangan Menyerah; Tetap Semangat =-.
iya, mas demnmo, saya juga senang sekali bisa bertemu dg bloger kotareyog. masih muda tapi benar2 hebat semangatnya. memang benar2 beruntung ponorogo punya bloger sekreatif temen2 kotareyog. tak semua daerah memilikinya, loh.
acaranya mangtabbzzzzz
loh, mas pepeng hadir jugakah di acara itu? walah, saya kok malah ndak sempat bertegur sapa. atau jangan2 saya yang sudah mulai pikun, haks.
wadhahh! acaranya seru banget sepertinya. reyog emang kudu dilestarikan n diuri2, sebelum diadopsi sama negeri tetangga.
begitulah, mas. pertunjukan reyog memang menakjubkan, hehe … semoga akan terus berkembang dari generasi ke generasi.
wah, keren restifalnya. ngumung2, bedanya reyog sama jathilan apa ya? (atao memang sama?
memang keren kok, mas, hehe … sepanjang yang saya tahu sih, mas. reyog itu nama pertunjukannya, sedangkan jathilan merupakan bagian dari pertunjukan dahsyat itu.
salam kenal pak Sawali, pertama kali ketemu di njenengan di Ponorogo, Ponorogo memang memberikan banyak kenangan manis bagiku…
.-= Baca juga tulisan terbaru masiqbal berjudul Unik, Jam 12:34:56 Tanggal 7 Agustus 2009 =-.
salam kenal juga, mas iqbal. sungguh jtak terduga, di acara itu kita bisa bertemu dg banyak teman, sungguh akrab dan menyenangkan.
ini adalah pertama kalnya saya menyaksikan festival reyog mini… keren polll!
.-= Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Menuju Festival Reyog Mini =-.
saya juga, mas andy. memang jan, keren abis!
hiks hiks, pak saya tidak bisa ikut dan merasa menyesal buanget, tapi ketidak ikutan saya itu karena ada alasannya, tidak diperbolehkan oleh ortu saya, biasalah anak sekolah, daripada harus melawan ortu, lebih baik menahan nafsu untuk mengikuti ambalwarsa di ngebel
sungguh menyesal
.-= Baca juga tulisan terbaru riffrizz berjudul 3 Operating System di PCku =-.
gpp, mas rifky, mudah2an suatu ketika kita bisa ketemu langsung.
jadi bgimana dengan kasus budya reyog ama malingsia kemarin mas ??
.-= Baca juga tulisan terbaru okta sihotang berjudul Mengapa menilai seseorang dari penampilan ? =-.
kasus itu sama sekali tak menarik dibicarakan, mas okta. ndak ada pembicaraan ttg hal itu.
suasana yang sangat menyenangkan kayaknya, pak sawali gimana tuh ajakan kawan-kawan blogger
.-= Baca juga tulisan terbaru achmad sholeh berjudul Pujian Dan Kritik Antara Madu Atau Racun =-.
betul sekali, pak sholeh. ttg ajakan teman2 memang ada bagusnya segera kita respon, pak. kapan2 kita kumpul bareng utk membahasnya.
Ambalwarsa itu apa siy artinya pak guru?? Sungguh ndak ngerti
Tapi syukurlah pak guru selamat sampai tujuan 😡
.-= Baca juga tulisan terbaru Mengembalikan jati diri bangsa berjudul Carilah Backlink Sampai Ke Negeri China =-.
hehe .. ambalwarsa itu memang dari bahasa jawa yang sama artinya dengan ulang tahun, mas khai.
acaranya bener2 mantabs…
begitulah, mas, hehe …
acaranya bener2 mantabs… :d
.-= Baca juga tulisan terbaru sulumits retsambew berjudul Final Battle Sulumits Retsambew Wongsableng for Sulumits Retsambew Result Indonesia Sulumits Retsambew =-.
loh., kok dobel komennya, mas, hehe …
Ternyata Pak Sawali ke Ponorogo. Salut untuk Kota Reyog.
.-= Baca juga tulisan terbaru kombor berjudul Selamat Jalan WS Rendra Si Burung Merak =-.
iya nih, mas ariof, kebetulan pas hari minggu.
Terima kasih pak sawali akhirnya kita bisa ketemu langsung didunia nyata. alhamdulilah kawan-kawan blogger bisa langsung menonotopn festival Reyog, meki hanya mini , tapi saya kemarin tidak ikut rombongan ke alon-alon, karena dapat bagian shift jaga hotel 😉 he..he..
.-= Baca juga tulisan terbaru arifudin berjudul Happy birth day =-.
terima kasih juga saya sampaikan kepada mas arif, dkk. yang telah memberikan sambutan yang hangat dan akrab. selamat atas ambalwarsanya, mas, semoga makin eksis, saya juga seneng banget bisa ketemu langsung sama mas arifudin.
Alhamdulillah kalau pak Sawali bisa hadir maaf saya malah nggak bisa hadir karena ada kondangan di rumah gajah
gpp, mbak ajeng, mudah2an suatu ketika kita masih bisa bertemu langsung, hehe ….
aduh..jadi iri sama Pak Sawali..pengen juga ikutan acara festival seni seperti di atas. huaaaaaaaa……:((
wah, lebih seru lagi memang kalau mbak cutie ikutan, hehe ….
alun alun ponorogo satu yang saya ingat,KELAPARAN di alun alun he he kehabisan duit.
walah, mas maxall bisa saja nih, kapan itu mas terjadinya?
lanjutkan pak sawali!
lanjutkan yang mana, mas jidat? hehe …
menunggu Pak Sawali meluncurkan komunitas serupa di Kendal :d
.-= Baca juga tulisan terbaru dhodie berjudul Mimpi di Tiga Atap Tanah Jawa =-.
iya nih, mas dhodhie, mohon doanya, yah, semoga komunitas bloger kendal juga bisa segera terbentuk.
Sambil kop-dar lagi ya Pak Sawali…
Dari doloe, entah kenapa mw banget kop-dar sesama blogger.. entah kapan kesampean …. :d
.-= Baca juga tulisan terbaru NoRLaNd berjudul Need Some Help =-.
hehe … mudah2an saja mas guru norland suatu ketika bisa juga ikutan kopdar rame2, hehe ….
Pak Sawali wis tekan ngendi2, aku jek ajeg ning ngomah wae.
Pas ditelpon Pak Sawali, aku yo malah jek ning Suroboyo.
Ora dolan tapi kerjo…
.-= Baca juga tulisan terbaru marsudiyanto berjudul Karma =-.
hehe .. gpp. pak mar. sudah saya sampaikan ke temen2 yang hadir kok, pak, kalau pak mar sedang ada tugas.
saya senang da bangga bisa ketemu pak sawali… orangnya asikkk..
saya pak marsudiyanto gak ikut
hehe … utk pertama kalinya kita bisa bertemu, mas jidatm, biosa bercanda dan guyon, haks.
Keren tulisannya. Asli, saya salut pada pak Sawali. Ayo, selamatkan Reyog, jangan sampai ia diakui oleh negara lain sebagai kesenian tradisional mereka.
walah, terima kasih banget apresiasinya, mas kuncoro.
sayang diriku ngak ikut
@suwung,
gpp, mas suwung, mudah2an suatu ketika kita bisa ketemuan langsung di darat, hehe …
akhirnya bisa bertemu muka dengan pak sawali (heppy)
.-= Baca juga tulisan terbaru uun berjudul ambalwarsa ponorogo & blogger warok! =-.
@uun,
hehe … saya juga seneng banget tuh, mbak, bisa ketemuan langsung sama mbak uun, jadiu pingin ke ponorogo lagi, haks.
senang bisa jumpa lagi dengan pak sawali…. dalem remen sangetttttt
@Anang,
saya juga seneng banget bisa ketemuan lagi sama mas anang. mudah2an kita biaa ketemu lagi pada kesempatan yang lain.
waw.. kebudayaan Indonesia emang keren.. saya suka sama reog 🙂
@waterbomm,
begitulah, mas iman. reyog memang telah menjadi budaya yang banyak digemari orang.
Salam
waw Pakde makin ngeksis aja nie, salah satu hal yang menarik dari budaya bangsa ini justru dari kesan mistis yang dihadirkan ya Pakde, hmm kapan ya bisa nonton pertunjukan reog ponorogo penasaran banget.
.-= Baca juga tulisan terbaru nenyok berjudul Perseid : Makeawish =-.
@nenyok,
salam juga nih, mbak ney. pertunjukan reyog memang sungguh atraktif dan memikat, mbak ney. konon festival besar selalu digelar dua kali dalam setahun kok, mbak.
salute to blogger kota reog. apresiasinya terhadap kebudayaan luar biasa. Apalagi mendatangkan budayawan top dari Kendal…:D
.-= Baca juga tulisan terbaru zenteguh berjudul Wartawan dan Bos Media =-.
@zenteguh,
widih, mas teguh jangan berlebihan dong, hehe … saya belum layak kok dibilang budayawan. *halah*
udah ketinggalan hiks 😮
yang koment udah banyak, senang banget bisa dapet kesempatan bertemu dengan pak sawali mudah²an dilain kesempatan bisa bertemu kembali pak
.-= Baca juga tulisan terbaru meylya berjudul bisnis pulsa eranet =-.
@meylya,
walah, saya juga seneng banget bisa ketemuan langsung dg mbak lyla. insyaallah kita masih bisa ketemu lagi pada kesempatan yang lain, mbak.
Wahh senengnya…telaga Ngebel tak jauh dari kampung halaman saya. Cuma sayangnya dulu belum jaman ngeblog.
.-= Baca juga tulisan terbaru edratna berjudul Perjalanan yang melelahkan =-.
oh, ya? masih sering tindak ke sanakah, bu?
saya sedikit banyak diajak mengenal budaya reyog dari tulisan ini, pak satu. terima kasih. ternyata untuk bisa memainkan tokoh-tokoh dalam pementasan reyog dibutuhkan usaha yang tidak sekadar, apalagi untuk menjadi tokoh singobarong. wah, kebayang deh mengangkut dan memainkan topeng yang berat sambil terus menari!
kebudayaan indonesia yang kaya ini memang harus terus dilestarikan, terutama oleh para generasi mudanya. jangan sampai tergerus arus globalisasi, sehingga kelak tidak ada lagi yang mengenal budaya kita sendiri, tergantikan oleh ballroom dance atau reggae.
.-= Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Anti Klimaks =-.
reyog memang butuh kekuatan fisik yang luar biasa utk memainkannya, mbak yulfi, tapi konon ada juga yang percaya kalau ada kekuatan lain yang bisa membuat seseorang bisa memainkan singabarong dg sempurna.
Wah, saya baru bisa berkunjung ke blog jenengan Pak…
Terima kasih atas rawuhipun ke Ponorogo…
Dan selamat menunaikan Ibdah Puasa…
Selamat Sore..salam Kenal..
tetap jaga kekayaan kita.. :d/
jangan lupa berkunjung juga ke http://www.areuok.info , forum budaya dan pariwisata indonesia. terimakasih.
Pasti ramai nih…
saat itu saya belum lahir itu,, hehe,, :p