Blog Agregator Agupena Jawa Tengah

Beberapa waktu yang lalu,  saya mencari cara yang praktis untuk membuat blog agregator. Namun, belum juga mendapatkannya. Setelah bertanya kepada Mbah Google, ternyata ada plugin yang bisa dengan mudah dimanfaatkan untuk membuatnya. Dengan memanfaatkan adon-domain lewat cpanel blog agupenajateng.net, akhirnya jadilah blog agregator Agupena Jawa Tengah dengan URL: http://agupenajateng.net/agregator untuk menampung tulisan-tulisan dari blog rekan-rekan sejawat.

Plugin yang saya gunakan adalah FeedWordPress. Penggunaannya pun tidak rumit. Setelah melakukan proses instalasi wordpress versi 2.7.1, plugin dalam format .zip itu di-ekstrak, kemudian diupload melalui ftp. Selain itu, file rss-functions.php dan rss.php yang ada pada plugin folder MagpieRSS-upgrade juga di-upload ke dalam directoy wp-includes. Setelah itu, plugin diaktifkan, kemudian di-setting melalui tab syndication. Untuk mengisi blog agregator, kita cukup memasukkan alamat feed/rss blog yang kita langgan melalui tab syndication pada menu dashbor. Setelah di-update, postingan-postingan terbaru dari blog yang kita langgan langsung tampil sebagai postingan di blog agregator.

Kehadiran blog agregator, dalam pandangan awam saya, cukup penting dalam upaya mengikuti dinamika dan aktivitas guru dalam melakukan aksi-aksi dan pemikiran kreatif melalui tulisan. Blog seperti layaknya “dunia mini” yang akan mengantarkan seseorang dapat mengenal, memahami, dan menginternalisasi berbagai persoalan. Apa pun bisa ditulis dalam sebuah blog, tanpa harus dibelenggu oleh ketentuan-ketentuan formal yang bisa membuat “talenta” seseorang terbunuh sebelum berhasil mencapai karya puncak. Kalau pada masa dulu, Guttenberg demikian gigih menemukan kertas sebagai media untuk menyalurkan pemikiran-pemikiran kreatif, kini sudah ada kertas maya yang bisa demikian leluasa kita isi semau kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah sudah banyakkah guru yang menyentuh kertas maya ini sebagai media untuk menyajikan pemikiran-pemikiran kreatif? Dengan nada sedih harus diakui, jumlah guru yang mau memanfaatkan media blog masih amat terbatas. Ada banyak alasan yang bisa dikemukakan. Selain masih terbatasnya fasilitas koneksi internet, guru juga masih terkendala oleh materi tulisan. Tidak sedikit guru yang mengeluh lantaran tidak memiliki kemampuan menulis. Dari berbagai diskusi dan perbincangan dengan rekan-rekan sejawat, baik dalam situasi formal maupun nonformal, sebagian besar rekan sejawat sudah “menyerah sebelum bertanding”. Mereka mengklaim diri sebagai orang yang tidak memiliki bakat dalam menulis.

Hmm …. Bakat menulis? Sedemikian pentingkah bakat menulis itu dipersoalkan sebelum seseorang benar-benar berupaya serius untuk terus berlatih dan mematangkan “dunia”-nya? Bisakah seseorang diketahui memiliki bakat atau tidak sebelum mencoba dan berlatih?

Dunia menulis merupakan dunia yang unik. Siapa pun berhak untuk menekuninya. Berhasil atau tidak menjadi seorang penulis, akan sangat ditentukan oleh kesuntukan dan itensitasnya dalam menekuni aktivitas menulis. Bisakah kita mengklaim penulis-penulis ternama, semacam Ahmad Tohari, Gunawan Muhammad, Triyanto Triwikromo, atau SN Ratmana, adalah orang-orang yang memiliki talenta dan bakat besar sebelum mereka menghasilkan karya-karya masterpiece?

Ya, ya, ya, sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan, sudah saatnya guru membuka diri untuk mengenal lebih jauh pernik-pernik dunia kepenulisan. Melalui aktivitas menulis, guru akan terus termotivasi untuk menjadi guru inspiratif yang akan mewariskan nilai-nilai keilmuan, moral, kejujuran, atau nilai-nilai luhur baku lainnya kepada generasi masa depan. Tugas guru di masa depan tak hanya akan bersentuhan dengan dunia pembelajaran baku yang dibatasi oleh empat dinding ruang kelas, tetapi juga akan terus tertantang untuk mengenal peradaban yang lebih terbuka dan menjanjikan banyak perubahan.

Nah, kehadiran Agupena Jawa Tengah diharapkan bisa menyebarkan “virus” menulis di kalangan guru sehingga predikat sebagai agen perubahan itu tak hanya terapung-apung dalam slogan. Tentu saja, kehadiran Agupena ini akan lebih bermakna dan memberikan banyak manfaat bagi rekan-rekan sejawat jika prinsip kolegalitas dan kolektivitas benar-benar terjaga dan tersentuh secara nyata. Blog agregator Agupena Jawa Tengah –selain kehadiran blog utama agupenajateng.net— memang diharapkan bisa menjadi media untuk menerapkan prinsip kolegalitas dan kolektivitas itu. Agupena bukanlah milik sekelompok guru, melainkan milik semua guru dan pemerhati dunia pendidikan/kepenulisan dengan pola kerja yang terbuka, ramah, bersahabat, dan kooperatif dengan berlandas tumpu pada motto: “Membangun Semangat Berbagi”.

Semoga kehadiran blog agregator Agupena Jawa Tengah, meski hanya berupa langkah kecil, bisa menjadi barometer aktivitas menulis di kalangan guru. ***

No Comments

  1. wah top deh pak Sawali…ayo temen2 guru yang lain diracuni bikin blog…saya suka kalo ketemu guru yang ngblog, ada kekhasan dalam setiap postingannya yang tidak meninggalkan kesannya sebagai seorang pendidik.

    Baca juga tulisan terbaru tukang Nggunem berjudul PLURK

  2. mudah2-han bisa tambah maju buat guru2 dg mengenal blog …biasanya betul banget antara di lapangan dengan yg kita inginkan jauh dari yg kita harapkan pak ya…jadi ingat pas pertama ngeblog..bingung mo ngapain

    blog agregatornya ok anget pak

    Baca juga tulisan terbaru Diah berjudul Keyword Partai Gerindra

  3. Buat Bapak/Ibu Guru…
    Ayo please “GO BLOG”!
    Mari kita:
    MEMANTAPKAN MINAT
    MENGUATKAN NIAT
    MENCARI KIAT
    MENGOBARKAN SEMANGAT

    untuk NGEBLOG

    O ya pak Wali, kapan rintisan AGUPENA di Kab/Kota…(terutama di Solo)
    Maturnuwun.

    Baca juga tulisan terbaru Atik berjudul Refleksi Tentang Kegagalan

    1. @Atik,
      wah, terima kasih bu atik dah ikut menyemangati rekan2 sejawat utk ngeblog. ttg agupena di kab/kota, terumasuk di solo, sudah diagendakan kok, bu. tunggu saja info berikutnya, mohon bu atik berkenan utk ikut merintis agupena di solo. matur nuwun.

  4. Buat Bapak/Ibu Guru…
    Ayo please “GO BLOG”!
    Mari kita:
    MEMANTAPKAN MINAT
    MENGUATKAN NIAT
    MENCARI KIAT
    MENGOBARKAN SEMANGAT

    untuk NGEBLOG

    O ya pak Wali, kapan rintisan AGUPENA di Kab/Kota…(terutama di Solo)
    Maturnuwun.

    Baca juga tulisan terbaru Atik berjudul Refleksi Tentang Kegagalan

    1. @Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009,
      hehehe … sepanjang yang saya tahu blog agregator itu sebuah blog yang sengaja dibuat utk menampung feed postingan dari beberapa bloger dalam satu komunitas tertentu. yang sdh cukup eksis, misalnya planeterasi.

  5. betul mas, semoga virus menulis menular
    kepada para guru dengan adanya blog agregator agupena itu
    idealnya, guru memang harus mampu menuangkan
    ide-ide kreatifnya tak cuma lewat bahasa
    lisan melainkan juga dlm bahasa tulis 😐

  6. Suatu kemajuan berarti bagi kita sebagai bangsa…
    Sebagai bangsa yang terbiasa dengan tradisi lisan kita sudah mulai bergerak membangun budaya menulis…
    Sekecil apapun kreasi kita, ini membuat kia semakin pintar…

    Arsip sebagai memory kolektif suatu bangsa…

  7. seribu langkah toh tetap dimulai dari langkah pertama, pak sawali.
    dan semua bilangan selalu berawal dari satu.
    jadi walaupun agupena masih baru dan–meminjam istilah bapak–melangkah kecil-kecil, keberadaan wadah ini sudah membuktikan bahwa masih banyak guru yang jauh dari karakter awam menulis. hal ini menurut saya patut disyukuri, pak.

    1. @enggar,
      di jakarta dan di jabar malah sdh lebih dulu lahir, kok, bu enggar. ibu bisa langsung ngetik kata kunci agupena di search engine. pasti dah banyak link yang bisa dikunjungi ttg agupena.

  8. Mantap pak Sahwali 😀 …virus seperti ini sangat diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan yang lebih penting lagi dengan bergabungnya para guru di http://agupenajateng.net/agregator semakin ilmu yang yang menyebar didunia maya 😛 …bukankah guru gudangnya ilmu….sebenarnya para guru itu banyak ilmunya…kadang-kadang ada juga loch guru yang memendam ilmunya 😆 …jadi kepada para guru saatnya anda sekarang bergabung dengan http://agupenajateng.net/agregator dan sumbangkan ilmu anda untuk kecerdasan murid -murid anda yang berwujud manusia baik disekolah maupun dunia maya 😆 …jangan sampai ilmu dibawa mati loch… 😈

    Baca juga tulisan terbaru Baka Kelana berjudul AWARD 5 Blog Top Commentators in SEXY BLOGGING blogspot

  9. … sudah banyakkah guru yang menyentuh kertas maya ini sebagai media untuk menyajikan pemikiran-pemikiran kreatif?

    Mungkin harus sering dikampanyekan ini pak, sehubungan akses internet sudah menjadi hal yang jamak di sekolah – sekolah kita. Para rekan guru dapan memanfaatkan akses internet di sekolah sebagai sarana penyaluran aspirasi pribadi maupun yang berkaitan dengan hal keguruan.

    Baca juga tulisan terbaru deden berjudul Untuk yang tak sempat antree

  10. jadi nanti kalo guru ditanya ama muridnya…
    murid : “pak guru.. hobynya apa?”
    pak guru : ” blogging nak…”

    :mrgreen:

    eh..eh… seperti themesku nih… 😀 untuk dah dirombak… 😛

    1. @Masenchipz,
      walag, mas enchips bisa saja nih, hehehe … btw, ttg template awalnya memang saya tertarik sama theme mas enchips itu, lalu googling, wew… dapat tautan revolution theme-nya brian gardner yang keren2, hehe … tapi saya membuka blog mas enchips kok gagal terus, yak. halaman depannya selalu muncul no categories.

  11. Guru yang mau memanfaatkan kertas maya ini memang sangat sedikit pak. Bukannya mereka tidak tahu, tapi kadang dengan seribu satu setengah alasan mereka enggan menyentuh kertas maya walaupun hanya sekedar menuliskan apa yang dipikirkan. Guru yang sudah memanfaatkan kertas mayapun kadang juga “keset” alias malas nulisnya (seperti saya tentunya).

    Baca juga tulisan terbaru Rochman berjudul BANJIR

    1. @Rochman,
      hehehe … agaknya begitu, pak haitoe. wew… tapi kenapa pak jaitoe jadi merendah begitu, hiks. saya, njenengan, pak mar, pak wahyu, bisa mulai merintis pembentukan komunitas bloger kendal, pak, biar makin ramai, hehe … gimana?

  12. alow teman-teman blogger…ikutan 3rd IBSN Blog award yuk..

    silahkan daftarkan url artikel disini

    keterangan yang lebih lanjut bisa dilihat disini

    akhir pandaftaran artikel 25 Maret ‘09 jam 23.59 wib..

    IBSN = Berbagi Tak Pernah Rugi ^_^

    by. komporizer tim : septa 🙂

  13. wah… saya lagi liat2 facebook pak Sawali ternyata guru bhs Indonesia juga ya… hihihi… sama dong… tp itu dulu skrg dah mengundurkan diri dari GBS. dah lama jg sih…thn 2003… pak add facebook ku yak…

  14. Pak kalo di Skulah saya, khusus Nilai bahasa Indonesia bisa Di akses Lewat Internet. Guru Pembimbingnya nama Pak Khusnin…Bapak kenal????
    pak Mau tanya… Di Kendal ada Kelompok Blogging?? klo blum ada bagaimana klo qta mendirikan Forum blog???(imajinasi saja) hehe…

    Baca juga tulisan terbaru accan berjudul Lomba Mapel Komputer (Hicks…hicks…)

  15. Andai Pak sawali bisa bantu bikin agar guru2 disekolah kami bisa ngerti manfaat nulis di kertas maya. gara-gara guru yg tak paham itu saat ada pelarangan internet (baca=ngeblog) di malam hari tak ada pembelaan dari mereka. Sepertinya mereka beranggapan ngenet mengganggu sekolah murid2nya.

    jan ndeso lan katrok tenan kie 🙁

    Baca juga tulisan terbaru novi berjudul (Bukan) Perempuan Berkalung Sorban

    1. @novi,
      wah, sungguh menyedihkan nasib santri bloger kalau mereka mesti dilarang ngeblog hanya lantaran dianggap menjadi penghambat. justru lewat blog para santri bisa lebih luas membuka pikiran, untuk selanjutnya bisa memberikan kontribusi yang mencerahkan buat dunia pendidikan. kenpa mesreka mesti dilarang, ya, mas novi. sampaikan salam simpati saya buat mereka, mas.

  16. gini PakDhe, sebenarnya kok saya ga percaya kalo ada guru yang gak punya bakat nulis, lha saya dulu sering bingung ngerjain soal-soal ulangan je… 😀
    pada dasarnya setiap guru pasti bisa menulis, hanya “berupaya serius untuk terus berlatih dan mematangkan “dunia”-nya?” itulah yang harus ditingkatkan
    *theme-nya mantaph banget, beberapa hari yang lalu saya mampir masih pake Mimbo yah. yang ini lebih JOSSSS*

    Baca juga tulisan terbaru AgusNaim berjudul Sejarah Pemilu Damai Indonesia Episode 4

    1. @AgusNaim,
      iya, sebenarnya bakat atau tidak atau kan sulit dideteksi karena pada dasarnya setiap orang memiliki talenta yang sama. kalau bakat jadi alasan malas menulis, duh, kayaknya sampai kapan pun akan terus menjadi belenggu. hehehe … ttg theme, sebelum ini saya pakai arthemia, mas agusnaim.

  17. benar sekali Pak, kemampuan seseorang muncul, tumbuh & berkembang saat dipergunakan. Hanya kurang PD, keengganan & mungkin sedikit kemalasan yang membuat manusia tak mampu menimba potensi dirinya
    dulu saya membuat blog karena iseng pengin tahu saja namun seiring waktu, bertemu dengan banyak sahabat seperti Bapak saya menemukan bahwa menulis sangat bisa menjadi hobi
    tidak perlu malu akan mutu tulisan kita, keahlian berkembang saat sudah terbiasa 😀

    Baca juga tulisan terbaru tomy berjudul PADUPAN KENCANA, titip pesan buat para pemuda dan calon pemimpin bangsa

    1. @tomy,
      iya, bener banget, pak tomy. seharusnya aktivitas menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk para guru. hanya mungkin niat dan kemauan saja yang masih menjadi penghamabta rekan2 sejawat utk bisa intes ngeblognya, hehehe …

    1. @mamajundi,
      slam kenal juga mamajundi. wow… baguslah, ngeblog, selain menjadi ajang berkreasi dalam menulis, juga bisa menjadi wadah yang tepat utk saling berbagi dan bersilaturahmi. salam ngeblog!

    1. @web iklan gratis,
      wah, kebetulan yang di blog agregator agupena baru sedikit yan dilanggan, mas. tapi kalau menurut saya pribadi kok ndak harus izin, ya, terutama kepada teman2 bloger yang sudah akrab dg kita, hehehe … malah sama2 untung kok. simbiosis mutualistis gitu, hehehe … karena yang digunakan adalah permalink blog aslinya.

  18. Semoga ini benar2 memacu semangat guru untuk lebih aktif menyentuhnya. Coba kalo semua guru punya visi dan misi serta pola kerja yang sama seperti bapak yang satu ini….two thumbs for you Sir!

  19. Selamat dan sukses untuk blog agregatornya pak, semoga bermanfaat untuk kita semua terutama bagi dunia pendidikan di Indonesia, maaf baru bisa koment karena kemarin sulit masuknya pak

  20. Jujur sejujurjujurnya, saya makin salut dan “angkat topi” kepada sahabat saya yang satu ini. Pak S. Tuhusetya (maaf, inisial S ini pernah saya temukan di Antologi Puisi Hutan Bakau sekian tahun yang lalu. Setelah saya renungkan kembali, saya yakin bahwa S adalah kepanjangan dari Sawali), meski kami secara formal bukanlah seorang guru, tapi termasuk pecinta dunia didikmendidik. Oleh sebab itu saya mohon diijinkan untuk “nunut kamukten” di sini. Biar nggak makin kuper dan gaptek. Klik klik klik klik klik. Nyuwun pangapunten lan sembah nuwun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *