Melly Kiong dan Bukunya

Pernah mendengar nama Melly Kiong? Yups, di kompleks blogosphere, namanya memang kurang nyaring terdengar. Maklum, dia tergolong perempuan yang supersibuk. Selain sebagai perempuan yang dengan amat sadar memilih karier sebagai media perwujudan ”fitrah” keperempuanannya, dia juga sangat peduli pada harmoni kehidupan rumah tangga sebagai perwujudan ”kodrat” keperempuanannya. Bisa dimaklumi kalau dia jarang blogwalking. Blognya yang di WP pun sudah lama tidak di-update.

Lantas, mengapa saya tiba-tiba saja tertarik untuk membuat postingan khusus tentang Melly Kiong? Secara pribadi, saya memang belum bertemu secara langsung dengan Mbak Melly –demikian saya biasa menyapanya. Komunikasi hanya sebatas kami lakukan via chatting, SMS, atau telepon. Meski demikian, setidaknya saya bisa mengenal ide-ide dan pemikiran-pemikirannya. Di mata saya, Mbak Melly tergolong perempuan yang memiliki idealisme untuk kemajuan bangsa. Lewat program dan slogannya ”Peduli Anak Bangsa”, betapa sosok Mbak Melly demikian concern dan peduli terhadap dunia pendidikan, meski pekerjaannya tidak terkait langsung dengan masalah pendidikan. Tempaan pengalaman hidupnya yang pahit, sosok ibunya yang smart dan tangguh, serta atmosfer lingkungan rumah tangga yang kondusif, agaknya telah memengaruhi sikap hidup Mbak Melly untuk peduli terhadap dunia pendidikan.

Pengaruh sosok ibunya dan atmosfer lingkungan keluarga semacam itulah yang telah mengilhami perempuan kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat, 1969 itu, untuk meluncurkan buku perdananya, Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik? yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Buku setebal 127 halaman itu memaparkan dan sekaligus juga untuk membuktikan bahwa perempuan karier ternyata bisa juga mendidik anak dengan baik.

Ada sejumlah tokoh yang memberikan endorsement untuk buku ini, seperti Seto Mulyadi (pemerhati anak), Lenny Wongso (pengusaha dan penulis buku), Alexandra Dewi (perempuan karier), atau Santi Bonis (penyiar radio Cosmopolitan FM). Buku ini juga dilengkapi pujian dan apresiasi dari berbagai kalangan, seperti Nining W. Permana (Managing Director Tupperware Indonesia), Sayekti Sulisdiarto (Production Director PT Phapros Tbk), Eni Kusuma (Motivator, mantan TKW di Hongkong, dan penulis buku best seller ”Anda Luar Biasa”), Hanna Fransisca (Ibu rumah tangga, pengusaha, dan bloger), dan masih banyak lagi. Saya juga kena sentil untuk ikut-ikutan memberikan apresiasi terhadap buku ini, hehehehe … :292

Apa sesungguhnya yang menarik dari buku perdana Mbak Melly ini? Kalau boleh menilai, buku ini memiliki kelebihan dalam muatan isi dan style pengungkapan. Buku ini mendedahkan pengalaman langsung Mbak Melly bagaimana di tengah kesibukan yang menumpuk, dia masih memiliki kesempatan untuk membimbing secara kreatif terhadap kedua anaknya, Julian (10 tahun) dan Matthew Liem (6 tahun). Diramu dengan beberapa kiat yang pernah dibaca lewat berbagai sumber, Mbak Melly berkesimpulan bahwa perempuan karier bisa juga menjadi sosok ibu yang sukses dalam mendidik anak-anaknya di rumah. Julian dan Matthew telah merasakan imbas terhadap kiat-kiat praktis yang diterapkan Mbak Melly. Kedua anak ini tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan merasa nyaman meskipun sering ditinggal oleh sang ibu. Hal itu bisa dibaca melalui berbagai lampiran sebagai dokumen portofolio untuk melihat bagaimana Julian dan Matthew menikmati dunianya sehari-hari di lingkungan keluarga dan di sekolah.

Yang menarik, pengalaman-pengalaman praktis Mbak Melly dalam mendidik anak dikemukakan lewat racikan bahasa yang sederhana, jernih, dan mengalir. Tak banyak rujukan teoretis seperti kebanyakan buku ”How To…” yang lain. Dengan style khasnya. Mbak Melly mampu menyuguhkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret sehingga gampang dicerna pembaca. Yang jelas, buku ini layak dibaca dan dimiliki oleh ibu-ibu yang kebetulan sibuk di ranah publik, tetapi masih memiliki kepedulian untuk sukses dalam mendidik anak-anaknya di rumah. Sayangnya, buku ini tidak dilengkapi dengan ilustrasi pada halaman-halaman tertentu untuk memberikan space bagi pembaca dalam mencerna isi buku dan sekaligus memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengembangkan imaji-imaji tertentu berdasarkan pengalaman Mbak Melly itu. Kalau toh ada, ilustrasi tersebut ditempatkan pada lampiran khusus sehingga terkesan lepas dari konteks pengalaman nyata yang disuguhkan Mbak Melly. (Mohon maaf Mbak Melly kalau saya terpaksa membidik titik ini sebagai kelemahannya, hehehehe …. 💡 )

Meski demikian, secara keseluruhan buku ini menampakkan adanya sebuah totalitas pemikiran dan pengalaman yang jitu dari istri Tatang Wijaya ini ke dalam sebuah buku ”How To …” yang cerdas dan mencerahkan. Bukan hanya layak dibaca oleh kaum perempuan karier. Bapak-bapak pun layak membacanya agar tidak canggung lagi beristrikan seorang perempuan karier. 🙄

Agaknya, buku ini juga menjadi bagian dari mimpi dan obsesi Mbak Melly dalam ikut serta membagun dunia pendidikan berbasis ”Program Peduli Anak bangsa” yang sudah lama mengendap dalam layar memorinya. Untuk itulah, belakangan ini dia juga sibuk menggelar berbagai seminar untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan program-programnya itu.

Oke, Mbak Melly. Selamat atas peluncuran buku perdananya. Semoga sukses dan bermanfaat untuk kepentingan membangun karakter bangsa melalui sosok generasi masa depan yang disiplin, sikap moral yang baik, serta mentalitas unggul dengan daya juang tinggi. Kami tunggu buku edisi berikutnya. Semoga mimpi dan obsesi Mbak Melly untuk ikut berkiprah membangun karakter anak-anak bangsa berbasiskan motto: “Menjadi sebuah lilin yang mampu menyalakan seribu lilin lainnya” bisa segera terwujud. Salut banget! 💡 Namun, hati-hati loh, Mbak Melly, jangan sampai terjebak seperti sebuah lilin yang mampu menerangi kegelapan, tetapi dirinya meleleh dan hancur, hehehehe :292

Yang ingin kontak via email ke Mbak Melly silakan hubungi: melly_kiong@yahoo.com atau kunjungi blognya di sini.

***

46 Comments

  1. salut bgt buat ibu2 yg bisa membagi tugas antara karir, istri dan ibu ygbaik.
    kata kebanakan orang tuk menjadi yg terbaik di ketiganya adalah susah
    jika ada yang bilang mudah, jangan2 boong
    nah mengenai ibu yg satu ini jujur bukunya aja ga baca
    tapi ikalau iya salut banet deh
    pengen dapet yg seperti itu 💡

    achoey sang khilafs last blog post..Dan Hasil Survey itu Menamparku

    ooo
    wew… mudah2an mas achoey dapat pasangan hidup sesuai dengan apa yang didambakan, amiin :oke

    1. Terima kasih banyak Mas Achoey, moga impiannya dapat pasangan yang baik, makanya baca buku petunjuk ini dulu biar dapat ilham He he he
      Salam
      Peduli Anak Bangsa

    1. Terima kasih Pak Hangga, namanya aja damai pasti orangnya juga cinta damai yah ?
      Kalau bukan kita yang peduli siapa lagi Pak ?
      Ayo bergabung dalam semangat peduli anak Bangsa yang dimulai dari rumah /
      Always smile

  2. Pak, itu kembali lagi ke situasi masing-masing. Ibu bisa berkerja di rumah : buka toko, penulis, buka kursusan, dll. Otomatis anak juga tidak keteteran. Atau punya kantor sendiri, jadi anak berhak masuk ke kantornya. Waktu di Indonesia, aku kerja bawa-bawa anak, kadang aku bawa baby-sitter. Kita juga punya pembantu.

    Ketika kembali ke Perancis, hal ini berubah total. Anakku tidak mo sekolah kalau bukan ibunya yg antar/jemput. Anakku tidak mo sekolah jika tahu ibunya pergi kerja (karena aku kerja di export-import, jadi sering ke LN). Di sini pembantu/baby sitter mahal sekali.

    Apa boleh buat keputusan tinggal di rumah harus aku ambil. Demi anak juga. Aku pun juga bangga bisa mendampingi anakku.

    Juliachs last blog post..Cerita Liburan bulan April 2008 : bag 2

    ooo
    yaps, bener juga, mbak juliach. hal itu juga sangat ditentukan oleh situasi yang sedang berlangsung. apa pun pilihannya, anak2 tetep perlu mendapatkan perhatian dan sentuhan kasih sayang yang cukup. semoga keluarga mbak juliach di sana baik2 aja yak! 💡

    1. Benar Mbak Juli, aku juga maunya bisa bekerja dari rumah atau punya usaha sendiri, tapi karena aku tidak punya kesempatan seperti itu, jadi semua tergantung kondisi, saya hanya menulis berdasarkan kondisi saya, dan yang paling saya ingin sampaikan adalah apapun kondisi kita sebaiknya kita sebagai istri/ibu harus mempersiapkan diri kita utk menghadapi kondisi sesulit apapun.
      Always smile

  3. Aku salut dan hormat pada penulis, apalagi penulis buku, apalagi ibu-ibu … asyik. Makasih Pak ya walau di Banjarmasin bukunya ngak ada tu. Salam kenal buat dia lewat Pak Swali he he. Ntar blognya diintip deh …

    Ersis Warmansyah Abbass last blog post..Menulis Aja Lagi

    ooo
    makasih banget pak ersis. nanti kusampaikan salam pak ersis kepada mbak melly. 💡

    1. Salam kenal juga Pak Ersis, mudah mudahan Bapak baca replay saya.
      Salam Peduli Aanak bangsa
      always smile

  4. wah.. ini adalah “a must have book” buat para wanita karier yah pak.. keren deh bukunya..

    ooo
    hehehehe 💡 kayaknya memang cocok dibaca oleh ibu2 yang bekerja, ridu, hehehe 😆

    1. Benar tuh Mas, buku unik yang bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang termasuk Bapak bapak.
      Al;ways smile

  5. ridu komen lagi coz di reader ridu ada 2 postingan pak sawali, eh ternyata yang satunya itu dari agregatornya kang Riyo.. selamet yah pak, udah masuk ke agregatornya Kang Riyo.. hehehe..

    *sory OOT

    ooo
    wew…. makasih banget infonya, ridu. malah baru tahu nih. terima kasih juga kepada mas riyo yang telah berkenan memasukkan blog saya di agregatornya 💡

    1. waduh mau tahu nih ? nanti mudah mudahan aku sempat tulis sebuah buku tentang bagaimana merawat suami yah ?
      Always smile

  6. Yang penting bisa memilih pak, dan anak tak boleh dikorbankan.

    Bagi saya, apapun yang dilakukan seorang ibu haruslah selalu berpikir untuk kepentingan keluarganya, kemudian juga aktualisasi dirinya…karena ibu yang bahagia juga akan membawa kebahagiaan keluarganya. Dan kadang ini juga tergantung situasi, seperti cerita mbak Juliach….atau teman saya yg harus keluar kerja karena ikut suami, atau saya yang tetap bekerja terus walau berbeda kota dan jarang ketemu suami….antara satu keluarga dan keluarga lainnya tak bisa dibandingkan.

    Tapi saya salut bagi orang yang bisa menulis buku, karena buku bisa mencerahkan pembacanya.

    edratnas last blog post..Pernahkah anda berpikir bahwa akan menempuh jalan hidup seperti ini?

    ooo
    yups, terima kasih tambahan info dan pencerahannya, bu enny. pendapat ibu makin memperluas wawasan kajian dalam tulisan ini. 💡

    1. thanks yah Mbak, sebenarnya yang saya lebih sarankan adalah wanita bisa berkarier, tdk selalau harus bekerja dengan orang lain, goreng kacang dan setelah itu titip jual dari warung ke warungpun tdk jadi masalah, yang penting ” know the way ….” ( tahu banagaimana mencari uang ) jika sesuatu terjelek terjadi dalam rumah tangga ( seperti suami kena PHK dll ” Sorry yah hanya peduli aja dengan temanteman lain yang punya kondisi sama dengan saya, makanya pengen berbagi.
      always smile

  7. Wah…. kita bertiga waktu itu sempat chatting ya?? hehehe…. Btw, coba nanti bukunya saya beli deh… penasaran…

    Btw… memang sekarang antara karier dan ibu rumah tangga bukan sesuatu yang dipertentangkan lagi…. hanya saja memang ibu2 ini harus pandai me-manage waktu dan tentu saja me-manage dirinya sendiri, tapi tugas mendidik anak di rumah ini bukan tugas sang ibu seorang diri loh, sang bapak (apalagi bapak2 yang modern dan trendy seperti saya! hehehe…) juga wajib dong mendidik anaknya di rumah! Betul nggak? :mrgreen:

    Yari NKs last blog post..Buah-Buahan Membuat Anda Sehat!

    ooo
    iya, bung, kita bertiga memang bpernah chatting bersama, hehehehe :mrgreen: yups, pendapat bung yari bener juga tuh. mendididik anak memang sudah seharusnya dilakukan bersama antara suami-istri, lebih2 bagi perempuan karier. :oke

    1. Hai benar Bung Yari, aku ini orang yang gampang dilupakan orang lho, tapi ternyata Bung Yari masih ingat terimaa kasih yah ?
      Kudu dibaca nih and kasih koment yah ? sebagai sahabat Peduli Aanak Bangsa
      Always smile

  8. wanita2 perkasa berarti ya, pak… :mrgreen:
    kapan nich bapak mbikin buku…. :mrgreen:

    ooo
    hehehehehe 😆 walah, soal buku belum bisa njawab nih, mas abee, hehehehe :mrgreen:

  9. Kang Sawali, saya setuju dg pendapat penulis buku.Sing penting ada komitmen “hati”, untuk membangun suatu rumah tangga yang baik dan harmonis.Pengalaman berkeluarga saya dah hampirn 17 tahun (alhamdulilah)berjalan lancar,yang pasti pondasi yang menopang kita berkeluarga harus kita pupuk dan kita jaga dengan aturan agama !(dalam kondisi apapun).

    aminherss last blog post..Ujian Nasional SMA 2008 dalam Berita

    ooo
    selamat deh pak amin. usia perkawinan sudah 17 tahun, tapi tetep harmonis dan happy. wah salut juga tuh pak amin, jadi ngiri nih 💡

    1. waduh selamat yah Pak, saya kalau begitu masih harus belajar banyak juga sama Bapak
      Bagaimana membangun keluarga jarmonis, boleh tuh Pak ntulis bukunya juga untuk dishare ama kita kita
      always smile

  10. Banyak sekali buku-buku yang bisa dijadikan inspirator bagi kita ditulis dan beredar. Sejak buku serial CSaS pada tahun 95-an terbit, maka mulailah bermuncul buku-buku sejenis. Salah satunya, yang terbaru adalh buku yang Mas kenalkan ini. Baguslah buat menambah motivasi perjuangan hidup kita.

    Trims, Mas, atas infonya.

    Tabik!

    Zul …s last blog post..Budaya “Melacur” itu Masih Ada di Sekolah Kita (Surat Terbuka buat Lilies M.S.)

    ooo
    makasih pak zul atas tambahan infonya 💡

    1. Terima kasih yah, semoga saja buku saya bisa memberikan harapan motivasi bagi banyak orang.
      Salam Peduli Anak Bangsa
      Always smile

  11. Yup, saya blom pernah dengar tentang beliau pak, tapi paling tidak sebuah gambaran yang menarik, ibu rumah tangga yang luar biasa!

    Tapi saya juga setuju dengan mbak Juliach, sikon juga mempengaruhi, diluar itu semua, negara kita sangat membutuhkan orang-orang terpelajar yang mempunyai idealisme seperti beliau dalam menopang kemajuan, dimana ide2 briliant dibutuhkan dalam mencari solusi penyelesaian masalah2 bangsa kita yang semakin hari semakin rumit pak…

    BTW komen pertama sampai kedelapan dipenuhi dengan gambar 💡 saya ikutan juga pak 💡 maaf OOT :mrgreen:

    azaxss last blog post..Hidup Buruh!

    ooo
    makasih mas azaxs. yang jelas, karier, rumah tangga atau kedua2nya itu juga berkaitan dg soal pilihan. walah, pingin pakai smilie juga heheheh 😆 silakan, mas.

    1. terima kasih yah Mas tentang komentarnya, dan saya setuju semua tergantung kondisi , dan saya hanya bisa berbagi sesuai dengan kondisi yang saya hadapi.
      Always smile

  12. So Sophisticated Woman …
    Jadi ingat lagu lilin-lilin kecil di RRI hehe…
    Lilin-lilin di depan memberikan harapan ….

    mezzalenas last blog post..Rindu Itu …

    ooo
    walah, saya malah ndak tahu lagu itu, mbak hibah, hehehehe :oke maklum, hiks!

    1. ha ha ha aku juga hanya pernah sekali sekali mendengar lilin itu, mudah mudahan sesuai dengan harapan yah ?
      always smile

    1. pasti bisa Pak, pernah baca buku tentang the secreet ? nah ayo masukkan ke dalam memori bapak yah ? tetapi sebelumnya baca dulu buku saya supaya tidak salah berharap . he he h e

  13. Wah…bisa dapetin ROYALTI neh Pak,
    Secara gak langsung ikutan PROMOSI juga loh ini…??
    Gimana bu Melly…??.

    Yah..yah tadi siang sewaktu nganter anak saya yg selalu merengek-rengek minta dibeliin ” LASKAR PELANGI ” karya Kang Andre, saya sempet melirik buku itu. Dan, aku bilang sama ibunya anak-anak, ” bu, buku ini bagus loh..?? ” ee..eeh..kok yang diambil malah buku KULINERNYA Kang Bondhan…Maaak Nyuuuss…
    Halah….
    Katanya singkat, Yah…aku pingin resep masak TAHU, TEMPE dengan versi yang lain, nih banyak resepnya..!!”. Yah..yah…kebetulan sudah dua bulan ini, saya memang sudah gak mengkonsumsi DAGING lagi sejak saya sakit bulan Pebruari lalu.
    Kapooookkk tenan gara-gara Kambing Guling yg bikin saya harus nginep di rumah sakit 8 hari. Trauma kale….he..he..
    Loh kok saya yg CURHAT…??

    Ngeloyor….ke dapur dulu, ngrasain BOTHOK Tahu, Tempe campur Simbuk-an bikinan Isteri tercayang, halah… :411

    Santri Gundhuls last blog post..BERBEDA Haruskah Ekstrem..??

    ooo
    wew…. kok sampai royalty, kekekekeke :mrgreen: postingan ini hanya sebatas wujud apresiasi saya terhadap teman yang kreatif. itu saja kok, mas santri. kalau mas santri punya buku pun, saya akan dg senang hati me-review-nya di blog ini, hehehehe :oke

    1. boleh dipikirn tuh tentang royalty ? he he he, tapi jujur saja saya sangat menghargai kepedulian Bapak Swal yang luar biasa untuk sebuah bangsa, Beliau bisa mencari contoh sebagai seorang teman yang penuh dengan ketulusan dalam memberikan support.
      Sekali lagi terima kasih banyak Pak, saya rasa kalau lain kali ada kesempatan utk membeli buku saya, tolong dibeli, karena saya sangat peduli dengan mental juang anak anak kita ke depan. Salam Peduli Anak Bangsa
      Always smile

  14. Waktu di Gramedia Karawaci minggu lalu saya sempat melihat buku itu di rak buku baru. Namun, karena istri saya berkarir di rumah, saya membelikannya buku “Ibu Luar Biasa”. Buku Mbak Melly Kiong itu kurang cocok untuk istri saya. Kalau cocok pasti saya belikan.

    arifs last blog post..SBY Datang GPRS Hilang

    1. Hai Bung Arif, terima kasih sdh baca sinopsisnya Pak Sawali, kalo saya boleh bersuara, justru buku saya memberikan motivasi untuk para wanita supaya bisa berkarier, yang bukan selalu harus bekerja diluar rumah. Yang penting para istri/ibu tahu bagaimana memmpersiapkan mental jika sesuatu terjadi pada suami…Dan bagaimana membekali mental juang dan moral yang baik bagi anak anak juga.Terima kasih

  15. Wah senangnya Pak Sawali membahas tentang Ibu Bekerja. Walau saya belum baca, dari paparan Bapak nampaknya buku ini bisa dijadikan referensi yang baik 🙂

    kalau saya boleh simpulkan ada sesuatu yang implisit dari posting Bapak ini, mendukung perempuan untuk tetap berkarya tanpa melupakan kodratnya. Pasti murid2 perempuan Bapak sangat beruntung pernah dididik oleh Pak Sawali, karena pasti Bapak selalu mensupport mereka –juga murid laki-laki pastinya– untuk menggali dan memaksimalkan potensi diri 🙂

    Yuliazmis last blog post..HMOn: Bahasa Inggris Versi Indonesia

    ooo
    walah, biasa ajak kok mbak yuli, makasih apresiasinya, mbak. 💡

    1. Yap saya sangat setuju, kalau ternyata seorang Pak Sawali secara implisit sudah memberikan gambaran tentang seorang sosok yang yang sangat demokratis.
      Semoga bisa jadi model bagi yang lain yah ?
      Always smile

  16. Waduh Pak Sawali, terima kasih banyak atas partisipasi Bapak dalam semangat Peduli Aanak Bangsa, dan terima kasih atas semua komentar komentar dalam Blog Pak Sawali yang luar biasa ini. Dan berkat dukungan doa dari semua teman teman akhirnya buku saya sudah mau memasuki cetakan yang ke dua dalam waktu setengah bulan. Semoga buku ini menjadi buku inspirasi bagi banyak orang
    Salam Peduli Aanak Bangsa
    Melly kiong

    ooo
    wah, makasih juga mbak melly telah ikutan repot memberikan respon terhadap komentar teman2 di blog ecek2 ini, hehehehe 💡

  17. selamat buat kawanku yang satu ini…. MELLY KIONG,
    kebetulan aku salah satu orang yang beruntung sempat kenal dan suka diskusi dengan sdri Melly ini.
    Dengan kesederhanaannya dan keuletannya, dan yang terpenting rasa keinginannya yang besar untuk dapat berbagi kepada siapa saja, khususnya para ibu rumah tangga (perempuan) yang bekerja agar dapat menjadi seorang Perempuan Karier yang sukses dan tetap menjadi Ibu Rumah Tangga yang memperhatikan perkembangan anak2nya dan menjadi istri yang baik untuk suaminya.
    ada satu kata yang selalu diungkapkan bila ada orang menyampaikan rasa terima kasihnya atas apa yang telah diterima dari MELLY, yaitu “BUKAN ANDA YANG HARUS BERTERIMA KASIH…, TAPI SAYA (MELLY) YANG HARUS BERTERIMA KASIH & BERSYUKUR KARENA DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK BERBUAT DARMA ”
    Semoga dengan semakin banyak orang yang merasa terbantu dengan terbitnya buku yang ditulisnya, akan semakin banyak kesempatan kepada MELLY untuk menyampaikan darma.
    SALUT UNTUK SAHABATKU MELLY KIONG.
    Salam, Dede Hasan Senjaya.

    1. sepakat, pak dede. saya juga memiliki kesan demikian terhadap mbak melly. saya memang barus sebatas kontak via HP atau chatting. namun, dari pernyataan2 mbak melly, beliau memang punya perhatian besar terhadap dunia pendidikan.

  18. Benar Pak Sawali, dunia pendidikan, khususnya pendidikan kepada anak-anak menjadi perhatian khusus dari mbak Melly. sebagai orang tua kadang kita tidak pernah tau cara yang baik bagaimana memberikan pendidikan kepada anak-anak kita. banyak diantara orang tua yang merasa telah memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya jika dapat menyekolahkan anak2 mereka pada sekolah2 yang bonafit dan berlabel internasional. padahal ada hal lain yang tidak kalah penting, bahkan menurut saya sangat penting adalah cara pendidikan yang tidak melulu bersifat formal, tapi pendidikan yang menyentuh masalah tanggungjawab, bagaimana berinteraksi dan memberikan perhatian kepada orang lain & lingkungannya, dll.
    saya sangat percaya dengan filosofi ” ADA PENDIDIKAN, TIDAK ADA PERBEDAAN “

Tinggalkan Balasan ke lovepassword Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *